Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Pilihan Kurdi Berpengaruh Kuat dalam Pemilu Turki

Irene Harty
23/6/2018 19:20
Pilihan Kurdi Berpengaruh Kuat dalam Pemilu Turki
(AFP)

JELANG pemilihan parlemen dan pemilihan presiden di Turki pada Minggu (24/6), banyak pihak memandang pilihan warga Kurdi menjadi salah satu faktor utama yang dapat menentukan hasil pemilihan. Untuk pertama kalinya, pemilih di Turki akan memberikan suara mereka untuk memilih presiden dan parlemen secara bersamaan. Proses itu sejalan dengan perubahan konstitusi pada tahun lalu yang mengubah sistem parlementer menjadi eksekutif presidensial.

Suara Kurdi terdistribusi antara Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa (AK Party) dan gerakan pro-Kurdi Turki sayap kiri yang diwakili oleh Partai Rakyat Demokratik (HDP), menurut dua jajak pendapat terkini.

Zuheyla Gulum, kandidat parlemen HDP di Istanbul, mengatakan ketertarikan publik terhadap partainya telah meningkat di tengah kekhawatiran meningkatnya otoritarianisme di negara itu.

"Kami mewakili semua bagian masyarakat dari perempuan hingga minoritas, dari pekerja ke migran. Kami adalah pihak untuk seluruh Turki dan daftar kandidat kami yang beragam mencerminkan fakta ini," katanya.

"Suara Kurdi sangat penting bagi kami, karena mereka adalah penentu yang sangat penting (untuk kesuksesan kami). Masalah demokrasi Turki dan masalah ekonomi tidak dapat diperbaiki tanpa penyelesaian yang langgeng terhadap perselisihan Kurdi," tambah Gulum.

Etyen Mahcupyan, seorang kolumnis dan mantan penasehat pemimpin Partai AK, mengakui adanya pandangan suara HDP akan melampaui 10%. Dia pun menyebut Kurdi memang mengambil andil sekitar 15% pemilih di Turki. Itu merupakan hal yang perlu diwaspadadai Partai Rakyat Republik (CHP).

"Kami tidak berbicara tentang persentase yang sangat tinggi. HDP mengamankan 1,5%-2% suara dari provinsi-provinsi barat pada pemilihan Juni 2015. Faktor utama yang akan menentukan apakah HDP akan berada di parlemen masih suara Kurdi," jelasnya.

Jajak pendapat menyatakan bahwa Partai AK yang mengusung kembali Erdogan diperkirakan tidak mencapai mayoritas parlemen jika HDP berhasil memperoleh lebih dari 10% suara dari 600 kursi majelis.

Dua aliansi, Aliansi Rakyat yakni Partai AK Erdogan dan Partai Gerakan Nasionalis sayap kanan (MHP), serta Aliansi Nasional yang dipimpin oleh oposisi utama sayap kiri-tengah CHP dan Partai IYI sayap kanan, diperkirakan akan masuk parlemen. Itu membuat HDP dalam posisi untuk membalik keseimbangan kekuatan.

Optimistis

Akan tetapi Yasin Aktay, penasihat senior untuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang sekaligus anggota parlemen AK di provinsi tenggara Siirt, mengatakan situasi jauh lebih aman dan santai dibandingkan dengan empat tahun lalu.

"Ada tekanan kecil PKK pada warga untuk memilih HDP, sebagai akibat dari lingkungan yang aman dan disediakan oleh pemerintah. Namun, tekanan masih ada karena kelompok bersenjata mencoba untuk menargetkan generasi muda dengan retorika nasionalisnya," katanya.

Menurutnya, Turki, dengan akal sehat, berterima kasih kepada Partai AK dengan berakhirnya kebijakan asimilasi dan penyangkalan di negara. Aktay menggarisbawahi pandangan bahwa orang-orang Turki tenggara masih menghargai reformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Kelompok teror menggunakan fasilitas yang rusak di wilayah itu sampai wali kota mengambil alih mereka. Dan ini, bersama dengan lingkungan yang aman, memungkinkan kami memberikan layanan yang lebih baik untuk rakyat," imbuhnya.

Erdogan mengatakan dalam pidato baru-baru ini di kota Van di tenggara bahwa tidak ada warga Kurdi yang terpinggirkan di Turki pada masanya. "Kami tidak akan membiarkan teroris, pendosa, dan vampir haus darah di sini," tambahnya.

Demirtas

Erdogan menyebut Selahattin Demirtas, kandidat presiden dari HDP seorang teroris dan aliansi PKK. Demirtas, yang berhasil membawa partainya mendapat posisi pada pertengahan tahun 2010 dengan menarik pemilih muda yang liberal.

Demirtas, bersama dengan beberapa mantan anggota parlemen HDP lainnya, telah dipenjara sejak November 2016 dengan tuduhan memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. Persidangannya dimulai pada Desember tahun lalu dan Demirtas menyangkal tuduhan itu.

Kampanye HDP yang bergantung pada media sosial dan pengacaranya, yang secara teratur mengunjungi dia di penjara di provinsi barat laut Edirne, untuk menyampaikan pesannya.

Pada 17 Juni, Demirtas muncul di televisi untuk pertama kalinya sejak penangkapannya. "Satu-satunya alasan saya di sini adalah karena Partai AK takut pada saya," katanya.

Demirtas juga mengatakan jika pemilihan presiden berlanjut ke putaran kedua, dia akan mendukung kandidat yang melawan Erdogan.

HDP menampilkan dirinya sebagai pihak yang mengadvokasi pemerintahan demokratis, hak asasi manusia, dan kebebasan politik yang lebih luas. Namun, kaum konservatif dan banyak kaum sekuler Turki tetap skeptis terhadap klaim semacam itu dan menolak berhubungan dengan PKK.

Para pendahulu pro-Kurdi HDP terpaksa memasuki pemilu dengan kandidat independen, tapi pemilu Juni 2015 membalikkan posisi itu. (AlJazeera/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya