Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Myanmar Buat Proposal untuk Mengembalikan Pengungsi Rohingya

MICOM
02/10/2017 19:23
Myanmar Buat Proposal untuk Mengembalikan Pengungsi Rohingya
()

PEMERINTAH Myanmar mengusulkan untuk mengumpulkan kembali ratusan ribu orang Rohingya yang telah melarikan diri melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh, setelah adanya aksi kekerasan yang dilakukan oleh militer Myanmar, pada Agustus lalu. Demikian dikemukakan seorang pejabat senior dari Bangladesh, namun tidak merinci bagaimana tugas besar tersebut dapat dicapai.

Untuk diketahui, lebih dari setengah juta warga muslim Rohingya telah tiba di perbatasan Myanmar-Bangladesh dalam lima minggu terakhir ini. Hal itu terjadi setelah serangan militan terhadap pos pemeriksaan polisi di sana memicu pembalasan dengan kekerasan ke warga sipil muslim Rohingya, dengan seluruh desa-desanya dibakar rata dengan tanah.

Sebagian besar sekarang warga Rohingya tinggal dalam kondisi putus asa di kamp-kamp yang penuh sesak di wilayah perbatasan dan di Bangladesh yang secara ekonomi sebagai negara miskin. Bangladesh pun telah berulang kali mendesak Myanmar untuk memulangkan pengungsi Rohingya yang selama ini tidak diakui sebagai warga negara Myanmar meskipun telah tinggal berabad-abad di Rakhine State.

Terkait penanganan pengusngsi Rohingya, hari ini Senin (2/10) Menteri Luar Negeri A.H Mahmood Ali mengadakan pembicaraan di Dhaka dengan seorang wakil pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi dan mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk membentuk sebuah kelompok kerja untuk mengkoordinasikan pemulangan warga Rohingya.

"Perundingan tersebut diadakan dalam suasana bersahabat dan Myanmar telah membuat sebuah proposal untuk mengambil kembali pengungsi Rohingya," kata Menlu Mahmood Ali kepada wartawan setelah bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Kyaw Tint Swe di Dhaka.

"Kedua belah pihak telah menyetujui sebuah proposal untuk membentuk kelompok kerja gabungan guna mengkoordinasikan proses pemulangan pengungsi."

Untuk diketahui, pemimpin Myanmar Aung Suu Kyi sendiri telah dikritik masyarakat internasional karena kegagalannya untuk mengekang tindakan keras militer terhadap warga Rohingya. Dia mengatakan dalam sebuah pidato bulan lalu bahwa Myanmar akan mengambil kembali pengungsi "yang telah diverifikasi".

Ini akan dilakukan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan antara kedua negara pada tahun 1993, ketika puluhan ribu warga Rohingya dipulangkan, katanya.

Menteri Bangladesh tidak memberikan jangka waktu untuk repatriasi dan tidak mengatakan apakah Myanmar juga akan membawa kembali 300.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh selama kekerasan sebelumnya.

Suu Kyi menambahkan bahwa para pengungsi akan diverifikasi oleh kelompok kerja gabungan, dengan PBB tidak terlibat. "Bangladesh telah mengusulkan sebuah kesepakatan bilateral (dengan Myanmar) untuk membantu pelaksanaan repatriasi tersebut," kata Mahmood Ali.

Tidak ada komentar langsung dari perwakilan Suu Kyi, yang tiba di Bangladesh pada Senin (2/10) pagi tadi dan diperkirakan akan langsung kembali ke Myanmar malam hari ini.

Dengan arus masuk terakhir, sekarang diperkirakan ada lebih dari 800.000 pengungsi yang tinggal di dekat perbatasan Bangladesh dengan Myanmar.

Kondisi putus asa di kamp-kamp yang penuh sesak telah memicu kekhawatiran bahwa epidemi, termasuk kolera, dapat menyebar.

Masih belum jelas ke mana Rohingya akan ditempatkan jika mereka kembali ke Myanmar . Banyak desa mereka telah dibakar dalam operasi militer yang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa disebut "pembersihan etnis".

Dalam sebuah pidato di Majelis Umum PBB bulan lalu, Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengusulkan untuk membuat zona aman yang diawasi PBB di dalam Myanmar untuk melindungi mereka.

Hasina menuduh pihak berwenang Myanmar juga menanam ranjau darat di perbatasan untuk mencegah warga Rohingya kembali ke Rakhine, Myanmar dan mengatakan bahwa PBB harus segera mengambil langkah untuk menemukan solusi atas krisis tersebut.(AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya