Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DI TENGAH seruan dialog dari dunia internasional untuk menemukan solusi atas krisis diplomatik di kawasan Teluk, Qatar menyatakan kesiapan untuk melakukan perundingan secara positif.
"Qatar bersedia untuk duduk dan bernegosiasi tentang apa pun yang terkait dengan keamanan Teluk," Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Paris.
Thani menyerukan dialog membahas tudingan sejumlah negara teluk terhadap Qatar sebagai pendukung kelompok ektrimis harus dilakukan berdasarkan fondasi yang jelas. "Menlu Kuwait sedang melakukan upaya untuk memediasi antar negara. Kami mendukung usaha ini dan pilihan kami adalah menyelesaikan ini melalui dialog," ujar Thani setelah bertemu dengan Menlu Prancis.
Sebelumnya Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, menurut kantor berita KUNA, telah memperingatkan bahwa krisis yang terjadi dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan.
"Ini sulit bagi kami, generasi yang membangun Dewan Kerjasama Teluk (GCC) 37 tahun lalu, untuk melihat ketidaksepakatan antara anggotanya, yang dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan." ujarnya.
"Saya secara pribadi hidup melalui batu pertama dewan ini hampir empat dekade yang lalu, jadi tidak mudah bagi seseorang seperti saya sebagai pemimpin untuk diam tanpa melakukan apapun yang saya bisa untuk membawa saudara kembali bersama," tambahnya.
Sementara itu, Menlu Inggris, Boris Johnson, dijadwalkan akan bertemu dengan rekan-rekannya dari Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab (UEA) pada minggu ini untuk menyerukan perdamaian. "Saya telah mendesak semua pihak untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut dan untuk melakukan upaya mediasi," ujar Johnson.
Johnson juga meminta Qatar mempertimbangkan dengan serius kekhawatiran negara tetangganya di kawasan dan berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah dukungan terhadap kelompok ekstrimis.
Di lain pihak, Eritrea menjadi negara terbaru yang menyatakan dukungan kepada Arab Saudi dan sekutunya setelah memutus hubungan dengan Qatar.
"Inisiatif Saudi, Mesir dan UEA tidak terbatas pada Qatar saja karena potensi Qatar sangat terbatas, namun merupakan inisiatif di antara banyak pihak ke arah yang benar untuk realisasi keamanan dan stabilitas kawasan," ujar pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Informasi Eritrea.
Presiden Berhati-hati
Posisi Indonesia yang memiliki hubungan baik dengan semua negara-negara Liga Arab, membuat Presiden Joko Widodo bersikap hati-hati dalam menangani konflik Qatar.
Menurut Presiden, dirinya sudah berkomunikasi dengan sejumlah pemimpin negara seperti Turki, Qatar, dan UEA untuk mencari input dan akar persoalan konflik Timur Tengah yang kian memanas.
"Saya ingin mendapat masukan-masukan terlebih dahulu, sebetulnya persoalan dasarnya apa, sehingga nanti kita bisa berperan di sebelah mana," tandasnya seusai menyerahkan paket sembako secara simbolis di Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta, Selasa (13/6).
Kendati begitu, Jokowi mengaku tak menutup mata dan telinga mengenai ketegangan yang terjadi di sana. Jokowi mengaku akan terus berkomunikasi dengan negara-negara lainnya untuk menengahi gesekan yang terjadi di Timur Tengah, terutama antara Qatar dan Saudi Arabia.
Indonesia, tukasnya, akan berperan aktif dan tidak menutup pintu mengambil posisi sebagai mediator.
"Ini baru saya telepon itu untuk mendapatkan masukan problemnya sebenarnya apa sih, kemudian pendekatan yang kita lakukan bisa lewat mana. Bisa kita simpulkan setelah masukan itu dari semua sisi ada," ujar Kepala Negara.
Konflik di Timur Tengah memanas kembali setelah Arab Saudi, Bahrain, UEA dan Mesir memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Qatar. Qatar dianggap mendukung gerakan teroris. Indonesia ingin berperan seperti yang dilakukan saat meredakan konflik Palestina. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved