Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
QATAR pada Senin (12/6) telah memulai pengiriman barang melalui Oman pascapemutusan jalur laut oleh sejumlah negara Teluk terhadap Doha.
Itu sekaligus menjadi langkah terbaru yang ditunjukkan Qatar, yang hampir sepenuhnya mengandalkan impor makanan, untuk bertahan di tengah konflik dengan negara-negara tetangganya.
Pihak berwenang pelabuhan Qatar merilis sebuah video yang menunjukkan sebuah kapal kontainer tiba di Pelabuhan Hamad, Doha.
Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Sohar di Oman tersebut bahkan disambut dengan tembakan meriam air.
Pihak Qatar mengatakan kargo akan melalui Sohar dan Pelabuhan Salalah di Oman, melewati negara yang telah memutus hubungan.
Perusahaan transportasi global, Maersk, juga telah mengatakan akan mulai menggunakan Salalah untuk pengiriman barang ke Qatar.
Biasanya, kargo untuk Qatar berhenti di Pelabuhan Jebel Ali di Dubai atau di ibu kota Uni Emirat Arab (UEA), Abu Dhabi, kemudian dibawa dengan kapal kecil menuju Doha.
Namun, sejak UEA bergabung dengan Arab Saudi, Bahrain, dan Mesir pada 5 Juni untuk memutus jalur laut dengan Qatar, rute tersebut tidak lagi bisa dilakukan.
Sementara itu, kantor berita Iran, IRNA, mengatakan dua kapal angkatan laut Iran akan segera tiba di Oman setelah menjadi bagian dari patroli antipembajakan.
Oman yang tidak bergabung dengan negara Teluk lain dalam mengisolasi Qatar secara rutin bertindak sebagai negosiator untuk pemerintah Barat yang perlu berbicara dengan Teheran.
Krisis diplomatik yang terburuk sejak invasi Irak ke Kuwait pada 1990 dan Perang Teluk ini terjadi setelah Qatar dituding menjadi pendukung kelompok teroris dan ekstremisme serta menjalin hubungan dekat dengan Iran. Qatar menyangkal tudingan itu.
Ancam bisnis penerbangan
Doha telah menjadi pusat perjalanan internasional hanya dalam beberapa tahun dengan bantuan sejumlah maskapai penerbangan nasional miliknya seperti Qatar Airways.
Namun, pemutusan hubungan diplomatik dan seluruh jalur termasuk udara yang diberlakukan negara-negara Teluk telah mengancam posisi maskapai penerbangan lintas benua tersebut.
Akibatnya puluhan penerbangan harian yang dioperasikan Qatar Airways dan maskapai asal negara-negara tersebut dibatalkan.
Tidak hanya itu, Qatar Airways juga harus melakukan pengalihan terbang yang panjang, terutama di sekitar wilayah udara Bahrain dan Arab Saudi yang luas.
"Dampaknya sudah buruk karena telah memperpanjang waktu penerbangan dan itu memakan biaya. Wilayah udara semakin ketat, masalahnya semakin parah," ujar analis penerbangan, Addison Schonland, dari Air Insight yang berbasis di AS.
Qatar hampir sepenuhnya dikelilingi wilayah udara Bahrain yang mencakup sebagian besar perairan Teluk, dan pesawatnya biasanya melintasi wilayah udara Saudi dalam perjalanan menuju wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan lainnya.
Kini di tengah krisis, Qatar Airways menggunakan wilayah udara Iran untuk sampai ke Eropa dengan melewati pinggir-an semenanjung Arab untuk menghindari wilayah udara Saudi.
Pengalihan itu tentu memperpanjang waktu tempuh, misalnya waktu terbang Qatar Airways menuju Sao Paulo, Brasil, bertambah sekitar 2 jam.
"Selanjutnya, rute dan bahan bakar maskapai penerbangan Qatar akan meningkat tajam karena hal ini," ujar analis penerbangan, Kyle Bailey.
Sebelumnya, bersama dengan Emirates dan Etihad Airlines, perusahaan penerbangan nasional Qatar itu mendominasi sebagian besar perjalanan transit dengan memanfaatkan lokasi geografis di tengah Teluk. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved