Partai Macron Diprediksi Kuasai Badan Legislatif

AFP/Ihs/I-4
12/6/2017 08:27
Partai Macron Diprediksi Kuasai Badan Legislatif
(Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) memasukkan surat suara dalam pemungutan suara pemilihan legislatif di TPS di Le Touquet, Prancis, kemarin. -- AP Photo/Christophe Petit-Tesson)

WARGA Prancis kembali menggunakan hak pilih mereka. Kali ini mereka memberikan suara untuk memilih anggota parlemen. Secara serentak, tempat pemungutan suara dibuka di seluruh Prancis pada pukul 08.00 waktu setempat dan akan berlangsung hingga pukul 20.00.

Sejumlah kalangan memperkirakan Partai Presiden Emmanuel Macron akan meraup suara mayo­ritas dalam pemilihan yang digelar kemarin. Alasannya, sejauh ini atau dalam lima pekan setelah Macron terpilih, pemerintahannya berjalan mulus.

Hal lainnya, kemenangan Macron atas kandidat sayap kanan Marine le Pen telah menjadikan dia seba­gai presiden termuda Prancis. Be­gitu pula saat pemilihan anggota kabinet. Para menteri yang duduk di kabinet dipilih dari lintas poros politik, yaitu dari sayap kanan dan kiri.

Presiden termuda Prancis itu semakin memesona karena mampu memberikan kesan baik kepada berbagai pertemuan internasional. Meski begitu, saat ini partai pendukung Macron, Republique en Marche (Republic on the Move atau REM), yang didirikan pada April 2016 lalu, tengah diuji.

Partai itu membutuhkan suara mayoritas di Majelis Nasional untuk mengawal pelaksanaan reformasi yang telah dijanjikan sang presiden. Sejumlah jajak pendapat memang menyebutkan partai Macron bakal mampu meraup sekitar 30% suara dan menempatkannya di level teratas. Posisi itu sekaligus akan mengamankan pemilihan pada putaran kedua pada Minggu (18/6).

Beberapa prediksi lainnya bahkan menunjukkan REM akan mampu menguasai sekitar 400 kursi dari 577 kursi parlemen. Hal itu berdasar pada semakin menguatnya dukungan terhadap REM. Secara tradisional, para pemilih akan mendukung partai pemimpin baru mereka dalam pemilihan legislatif yang digelar setelah pemilihan presiden. Contohnya pendahulu Macron, Francois Hollande pada 2012, Nicolas Sarkozy pada 2007, dan Jacques Chirac pada 2002,

Namun berbeda dengan Macron, semua para pendahulunya tersebut berasal dari partai-partai yang sudah lama dibentuk di Prancis.

REM yang mencerminkan keinginan Macron untuk sebuah per­ubahan baru dalam politik ter­sebut akan mengerahkan 530 kandidatnya pada pemilihan yang berlangsung pada Minggu (11/6).(AFP/Ihs/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya