AS Persenjatai Pasukan Kurdi

Haufan Hasyim Salengke
12/6/2017 08:27
AS Persenjatai Pasukan Kurdi
(Asap mengepul setelah terjadi serangan udara di wilayah yang dikuasai pemberontak di Kota Daraa, Suriah Selatan, Sabtu (09/6). -- AFP/Mohamad Aabazeed)

AMERIKA Serikat (AS) se­gera mengirimkan per­senjataan militer untuk mendukung kelompok pejuang Kurdi Suriah meskipun me­nuai protes dari pemerintah Turki.

Bantuan senjata dari ‘Negeri Pa­man Sam’ tersebut ditegaskan sebagai upaya kampanye meme-rangi kelompok ekstremis Islamic State (IS).

“Sebuah konsinyasi pertama sen­jata sudah siap untuk dikirmkan dan dapat diberangkatkan ke Kurdi dengan secepatnya,” ujar Kolonel John Dorrian, seorang juru bicara mi­liter AS untuk koalisi anti-IS di Baghdad, Irak.
Gedung Putih telah memberi lam­pu hijau kepada Pentagon untuk mengirimkan persenjataan kepada Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi atau kelompok pejuang Kurdi yang memerangi milisi IS.

Keputusan untuk mempersenjatai kelompok Kurdi tersebut telah me­­mi­­cu kemarahan Turki. Pemerintah­­an Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa kelompok YPG terkait dengan kelompok separatis Kurdi di Turki yang dikenal dengan nama Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

PKK telah melancarkan serangan bersenjata berdarah sejak 1994 dan telah menyebabkan ribuan orang tewas di Turki.

Kelompok separatis Kurdi telah dianggap dan dimasukkan sebagai organisasi teroris oleh Ankara dan beberapa negara sekutu Turki yang sama-sama anggota NATO.

Pemerintah Turki mengkhawa-tirkan senjata-senjata yang dikirim AS kepada para pejuang Kurdi di Suriah bisa berakhir di tangan PKK dan akhirnya digunakan untuk me­nyasar melawan Ankara.

Namun, AS menegaskan senjata yang dikirimkan secara hati-hati yang disesuai dengan kebutuhan se­rangan dengan target basis IS uta­ma di Kota Raqqa, Suriah.

Washington mengklaim mereka akan mengawasi semua senjata yang digunakan kelompok Kurdi.

“Setiap senjata yang diberikan kepada pasukan mitra kami, kami akan bertanggung jawab dan akan memastikan itu digunakan untuk melawan ISIS atau IS,” kata Dorrian.

engiriman senjata oleh AS kepada kelompok milis Kurdi untuk memerangi IS di Suriah telah memperburuk hubungan antara Washington dan Ankara yang anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Ankara meyakini senjata akan pada akhirnya digunakan kelompok separatis Kurdi menyerang Turki.

Kekecewaan Turki terhadap AS bu­­kan hanya kali ini. Sebelumnya, Er­dogan telah meminta AS untuk mengekstradisi tokoh kudeta gagal Turki, Fethulah Gulen. Namun, AS tetap menolak mengekstradisi Gulen.
Di sisi lain, para pejuang dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dilaporkan telah memasuki Kota Raqqa yang dikuasai kelompok IS. Mereka memasuki kota yang menjadi basis IS dari wilayah utara Suriah.

Pasukan gabungan SDF yang terdiri atas pasukan Kurdi yang didukung AS dan milisi Arab, mengklaim mereka merebut Distrik Al-Sabahia hanya beberapa jam setelah merebut Distrik Al-Mishlab di wilayah timur Kota Raqqa.

“Pasukan SDF merebut setengah wilayah dari Al-Sabahia dan mereka memperkuat posisi pasukan mereka,” kata Rami Abdel Rahman, Direktur Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).

Warga sipil tewas
Aktivis Suriah mengatakan se­rang­an udara di Raqqa telah menewaskan setidaknya tujuh warga sipil. Kelompok Raqqa24 mengatakan warga sipil tewas akibat serangan udara pasukan koalisi yang mengebom Jalan Al-Nour di Raqqa, wilayah utara Suriah.

Kelompok SOHR juga mengatakan 13 warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan udara pasukan koalisi yang berlangsung selama 24 jam. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya