Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BLOKADE dan pemutusan hubungan diplomatik oleh negara-negara Teluk Arab terhadap Qatar berpotensi mendatangkan kerja sama baru, khususnya bagi perdagangan Indonesia, misalnya di sektor agrikultur.
“Qatar memiliki 2,5 juta orang penduduk. Tadinya banyak kebutuhan dikirim lewat Arab Saudi sebab mereka berdekatan secara letak geografis. Setelah diblokade, jalur ini terputus sehingga ini potensi bagi Indonesia untuk menawarkan pundi-pundi kita, khususnya agrikultur ke Qatar,” ungkap peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya di sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.
Berly mengatakan, dalam kondisi saat ini sulit bagi Qatar untuk memperoleh kebutuhan agrikultur, terutama pangan, yang memadai. Selain disebabkan pasokan yang terus menurun, jalur yang semakin jauh juga menjadi faktor penghambat masuknya pangan ke negara tersebut.
Di sisi lain, menurut analisisnya, Berly menilai pemutusan hubungan negara Teluk Arab dengan Qatar tidak hanya semata soal tuduhan pendukung terorisme. Perkembangan ekonomi Qatar yang cukup pesat diduga merupakan faktor lain yang membuat Qatar dianggap dapat membahayakan posisi beberapa negara Timur Tengah.
“Saat ini Qatar memang menjadi negara kaya di Timur Tengah. Awalnya hanya negara kecil, tetapi memiliki kemajuan ekonomi yang pesat. Ia punya kemampuan berinovasi, mengubah hasil penjualan migas menjadi sektor yang lebih banyak menghasilkan uang,” terang Berly.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo ingin Indonesia berperan soal Qatar.
“Saya belum bisa menyimpulkan masalah besarnya apa, tapi saya ingin Indonesia memiliki peran dalam menyelesaikan konflik Timur Tengah,” kata Presiden di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, kemarin.
Presiden mengakui masih mencari tahu titik permasalahan yang sebenarnya sebelum menentukan langkah yang bisa dilakukan oleh Indonesia.
“Saya telepon Presiden Erdogan dari Turki untuk masalah Qatar. Tadi malam juga saya telepon Syekh Tamim bin Hamad Al Thani selaku Emir Qatar. Saya masih sebetulnya mencari peluang, problemnya sebetulnya apa sih, kok sampai benturannya sangat keras,” ucap Presiden.
Selain itu, Presiden juga akan menghubungi Pangeran Mahkota Uni Emirat Arab untuk membicarakan masalah ini.
Indonesia, menurut Presiden Jokowi, merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki posisi netral dalam penyelesaian konflik. Presiden mencontohkan bagaimana saat ini Indonesia bisa membuka konsulat kehormatan di Palestina setelah sekian puluh tahun belum bisa terlaksana.
Menlu RI Retno LP Marsudi telah berkomunikasi dengan sejumlah menteri luar negeri terkait konflik di Qatar. Retno pada Jumat (9/6) mengatakan Indonesia siap membantu agar situasi tidak memburuk.
Dalam perkembangan lainnya, pernyataan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini dinilai memperkeruh suasana. Trump menuduh pimpinan Qatar mengendalikan kelompok ekstremis dan menuntut penghentian pendanaan kepada kelompok tersebut. Tuduhan itu sendiri telah dibantah oleh Qatar.
Komentar Trump bertolak belakang dengan pernyataan dari Menlu AS Rex Tillerson yang meminta negara Teluk Arab melonggarkan blokade mereka terhadap Qatar. (X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved