Jepang Buka Jalan Akihito Pensiun

PARLEMEN Jepang mengeluarkan sebuah undang-undang Jumat (9/6) yang membuka jalan bagi Kaisar Akihito yang menua untuk mundur dari jabatannya. UU tersebut merupakan yang pertama dalam 200 tahun. Kaisar berusia 83 tahun yang populer tersebut mengejutkan negara itu pada musim panas lalu ketika dia memberi isyarat keinginannya untuk mundur setelah hampir tiga dasawarsa menguasai Takhta Krisan.

Faktor usia dan masalah kesehatannya menjadi alasannya. Langkah tak terduga tersebut menimbulkan pertentangan sebab sebelumnya tidak ada undang-undang yang mengatur apabila seorang kaisar ingin pensiun dari masa jabatan yang biasanya seumur hidup, dan tentunya juga memicu perdebatan tentang mengizinkan wanita naik takhta di atas laki-laki.

Kendati demikian, aturan tersebut pun disahkan dalam sebuah keputusan dengan suara bulat, dengan cap persetujuan majelis rendah, yang sudah diberikan sejak pekan lalu. Pelepasan takhta harus dilakukan dalam waktu tiga tahun, dan ini hanya berlaku untuk Akihito. Status kekaisaran merupakan hal sensitif di Jepang mengingat sejarah perang abad ke-20 yang dilancarkan atas nama ayah Akihito, Hirohito, yang meninggal pada 1989.

Beberapa pihak ada yang khawatir, dengan mengubah undang-undang untuk mengizinkan kaisar turun takhta dapat menempatkan kaisar Jepang di masa depan terkena manipulasi politik. Akihito, yang telah dirawat karena kanker prostat dan menjalani operasi jantung, diperkirakan akan mundur untuk mendukung putra tertuanya, Putra Mahkota Naruhito, 57.

"Hukum satu kali ialah hasil kompromi politik, tapi ini akan menjadi preseden untuk pencalonan masa depan," kata Setsu Kobayashi, pakar konstitusional dan profesor emeritus di Universitas Keio, Jepang. Pelepasan pendudukan Akihito telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang potensi krisis suksesi. Tidak ada lagi ahli waris pria yang memenuhi syarat setelah anak laki-laki berusia 10 tahun dari kakak laki-laki Putra Mahkota Naruhito, Akishino.