Serangan Diduga IS Terjadi di Australia

Indah Hoesin
06/6/2017 15:49
Serangan Diduga IS Terjadi di Australia
(AFP/MAL FAIRCLOUGH)

SERANGAN yang diduga dilakukan oleh kelompok Islamic State (IS) terjadi di Melbourne, Australia, pada Senin (5/6) malam waktu setempat dan menewaskan satu orang.

Pelaku yang diidentifikasi bernama Yacqub Khayre, 29, menyandera seorang perempuan di sebuah gedung apartemen setelah sebelumnya membunuh pria Australia kelahiran Tiongkok yang bekerja sebagai resepsionis di lobi apartemen tersebut.

Sebelumnya pihak berwenang menerima laporan tentang ledakan yang ternyata merupakan suara tembakan di gedung apartemen yang terletak di pinggiran pantai Brighton. Ketika tiba, polisi telah menemukan mayat di lobi dan Khayre yang menyandera seorang wanita.

"Selanjutnya dia (Khayre) keluar dari apartemen dengan senapan dan mulai menembaki polisi di pintu masuk ke apartemen," ujar Kepala Komisaris Polisi Victoria, Graham Ashton.

"Baku tembak terjadi dengan polisi dan pelaku akhirnya ditembak mati oleh polisi di tempat kejadian," tambahnya. Sandera berhasil lolos tanpa cedera namun tiga polisi dilaporkan terluka dalam baku tembak tersebut.

Pihak berwenang menyebut serangan tersebut sebagai insiden terorisme namun menambahkan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui apakah itu serangan yang sudah direncanakan atau hanya acak.

Khayre meneurut polisi telah membuat pernyataan berkaitan dengan Al-Qaeda dan menghubungi stasiun televisi lokal untuk memberi komentar serupa yakni 'Ini untuk IS, ini untuk Al-Qaeda'. "Kami tidak melihat apapun yang menunjukkan bahwa dia mendapat pesan dari luar negeri untuk melakukan semua ini tapi, sekali lagi, masih terlalu dini," ujar Ashton.

Sementara itu kantor berita IS, Amaq, menyampaikan sebuah pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut."Pelaksana serangan Melbourne di Australia adalah seorang pejuang IS dan dia melakukan serangan sebagai balasan untuk menargetkan warga negara pasukan koalisi," tulis Amaq.

Namun menurut Ashton, IS selalu cenderung mengklaim tanggung jawab setiap kali sebuah serangan terjadi dan masih terlalu dini untuk menentukan apakah mereka benar terlibat atau tidak.

Pasca serangan, Perdana Menteri (PM) Australia, Malcolm Turnbull, mengatakan bahwa serangan tersebut menggarisbawahi perlunya untuk terus waspada.

"Serangan teroris yang dilakukan oleh seorang penjahat yang diketahui, seorang pria yang baru saja dibebaskan dengan pembebasan bersyarat, adalah kejahatan yang mengejutkan dan pengecut," ujarnya.

Khayre yang orang tuanya adalah pengungsi dari Somalia ini dikenal oleh polisi karena memiliki sejarah kriminal yang panjang. Dia didakwa dan dibebaskan atas sebuah rencana yang gagal untuk menyerang barak Holsworthy Army di Sydney pada 2009.

Tiga dari rekannya yang didakwa dinyatakan bersalah merencanakan serangan teroris yang dimaksudkan sebagai balasan atas tindakan militer Australia di Timur Tengah. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya