Pejabat Dalam Negeri Tolak Keputusan Trump

AFP/Aljazeera/Hym/I-3
04/6/2017 07:14
Pejabat Dalam Negeri Tolak Keputusan Trump
(World Trade Center, New York diterangi dengan lampu hijau, Kamis (1/6). Presiden Donald Trump mutuskan AS keluar dari kesepakatan iklim Paris yang menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca. -- AFP Photo/Drew Angerer)

SEJUMLAH gubernur negara bagian, wali kota, dan perusahaan besar di Amerika Serikat (AS), pada Jumat (2/6) waktu se­tempat, menentang kebijakan Presiden Donald Trump yang memutuskan AS keluar dari kesepakatan iklim Paris yang menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Selain itu, mayoritas warga AS di hampir semua negara bagian atau sebanyak 69% yang memiliki hak pilih di AS, memercayai bahwa ‘Negeri Paman Sam’ harus berpartisipasi dalam kesepakatan iklim global tersebut.

Pendapat mayoritas warga AS tersebut berdasarkan hasil sebuah jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan program Yale University tentang komunikasi perubahan iklim.

Sedikitnya dua gubernur dari Partai Republik, yang mengusung Trump, akan bermitra dengan negara-negara yang menjalankan demokrasi untuk mengatasi perubahan iklim dan mencegah pemanas­an global.

Bahkan miliarder AS, filantropi, dan utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk perubahan iklim, Michael Bloomberg, menjanjikan dana US$15 juta untuk mendukung badan koordinasi perjanjian jika diperlukan.

“Amerika akan menghormati dan memenuhi kesepakatan Paris,” ujar Bloomberg yang terbang ke Paris, Prancis, untuk menemui Presiden Emmanuel Macron dalam rangka solidaritas.

“Wali kota, gubernur, dan pemimpin bisnis dari kedua partai politik menandata­ngani sebuah pernyataan dukungan yang akan kami serahkan kepada PBB. Dengan bersama-sama, kami akan mencapai tujuan pengurangan emisi yang dibuat AS di Paris pada 2015,” kata Bloomberg.

Sebagai penghasil gas rumah kaca terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, AS berjanji dalam kesepakatan iklim Paris untuk mengurangi emisi yang berkontribusi terhadap pemanasan global sebesar 26% dalam periode 20 tahun hingga 2025.

Saat sejumlah pemimpin negara di dunia mengecam keras Trump terkait penarik­an diri AS dari kesepakatan iklim Paris, Presiden Rusia Vladimir Putin justru mengatakan dia tidak ingin menghakimi keputusan yang diambil.

“Jangan cemas, bahagialah,” ucap Putin yang dimintai pendapatnya pada sebuah forum ekonomi yang digelar di Kota St Peterburg, Rusia, pada Jumat (2/6). (AFP/Aljazeera/Hym/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya