38 WNI Terlibat Teror di Marawi

Nicky Aulia Widadio
03/6/2017 08:30
38 WNI Terlibat Teror di Marawi
()

TAK cuma tujuh orang yang menjadi buronan otoritas Filipina.

Ternyata warga negara Indonesia (WNI) yang terlibat dalam aksi teror di Marawi, Mindanao, berjumlah 38 orang.

Mereka bergabung dengan jaringan terorisme Maute yang berafiliasi ke Islamic State (IS).

Hal itu diutarakan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

"Yang terlibat terorisme ada 38 orang, terdiri atas 37 pria dan seorang perempuan. Dari jumlah tersebut, 4 orang diduga telah tewas, 6 orang dideportasi pemerintah Filipina, 6 telah kembali ke Indonesia, dan 22 orang masih di Filipina."

Menurut Setyo, jaringan terorisme IS sedang membangun basis kekuatan di Marawi, Filipina, untuk menguasai Asia Tenggara.

Mereka getol merekrut anggota termasuk dari Indonesia.

menambahkan ke-38 WNI tersebut berangkat ke Filipina secara ilegal.

Terhadap mereka yang telah kembali ke Indonesia, negara akan menyertakan mereka dalam program deradikalisasi.

Densus 88 Antiteror pun akan melakukan penggambaran (profiling) WNI yang jelas-jelas terlibat dalam aksi terorisme di Filipina.

"Profiling akan disinkronkan dengan catatan kepolisian untuk mengetahui apakah mereka pernah melakukan aktivitas di Indonesia," jelas Setyo.

Hanya, imbuh dia, Polri tidak bisa menjerat para WNI tersebut dengan pasal pidana karena tidak dimungkinkan UU tentang Terorisme.

"Inilah kelemahan UU kita. Kita tidak bisa memidanakan mereka karena pelanggaran dilakukan di luar negeri, locus delicti-nya."

Sebelumnya, Polri merilis laporan kepolisian Filipina bahwa ada tujuh WNI yang menjadi buron. Mereka terlibat dalam kelompok Maute yang pekan lalu menyerang Marawi dan sempat menguasai beberapa fasilitas umum. Mereka ialah Al Ikhwan Yushel, Yayat Hidayat Tarli, Anggara Suprayogi, Yoki Pratama Windyarto, Moch Jaelani Firdaus, Muhamad Gufron, dan Muhammad Ilham Syahputra.

Tambah pasukan

Untuk mengatisipasi berpindahnya foreign terrorist fighters setelah militer Filipina terus menggempur kelompok Maute, Polri pun menambah 119 personel Brimob di perbatasan Indonesia-Filipina di Sulawesi Utara.

Mereka akan ditempatkan di Pulau Marore, Miangas, dan Nanusa yang dekat dengan Filipina Selatan.

Selain itu, 200 personel Brimob akan ditempatkan di perbatasan lainnya seperti di Sebatik, Kalimantan Utara.

"Ini langkah deteksi dini dan antisipasi masuknya kelompok teroris dari Filipina ke wilayah Indonesia," papar Danyon C Pelopor AKB Henzly Moningkey.

Komandan Satuan Brimob Polda Kaltim Kombes Heri Heryadi menegaskan, bila gangguan meningkat, pihaknya siap menambah pasukan.

Upaya pencegahan masuknya teroris dari Marawi juga dilakukan TNI-AU dengan mengerahkan sejumlah pesawat di perbatasan, utamanya di Pulau Marore, Miangas, dan Marampit.

"Saat ini TNI-AU sedang gelar Operasi Kilat Badik, setiap hari 6 jam mengawasi wilayah perbatasan. Ada 17 pesawat yang disiagakan," tutur Mayor (Pnb) Hendro Sukamdani, kapten pilot dalam Operasi Kilat Badik Skuadron 5 di Manado. (VL/SY/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya