Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
UPAYA pemulangan 16 warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak dalam pertempuran di Kota Marawi, Filipina bagian selatan, antara militer Filipina dan kelompok Maute yang diduga terkait dengan Islamic State (IS) terus berjalan meski baku tembak masih terus berkecamuk.
Menurut laporan yang disampaikan jurnalis Metro TV Desi Fitriani di Filipina, pemerintah Indonesia masih terus berusaha mengevakuasi para WNI dari Kota Marawi di Provinsi Lanao del Sur dan Kota Sultan Naga Dimaporo di Provinsi Lanao del Norte dalam beberapa hari ke depan.
Tim pemerintah Indonesia dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Davao dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila kemarin tiba di Kota Iligan yang berjarak dua jam perjalanan dari Marawi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
Para WNI itu disebut berada di dua lokasi berbeda. Sepuluh WNI dari kelompok Jamaah Tabligh asal Tasikmalaya, Bandung, dan Cianjur saat ini berada di Masjid Inu Daran, di kawasan Marantau, Marawi.
Mereka hadir di Marawi sejak 16 Mei untuk mengikuti pertemuan umat muslim Mindanao dan kemudian melanjutkan kegiatan Jamaah Tabligh yaitu berkeliling ke masjid-masjid. Menurut rencana, mereka akan dijemput dengan pengawalan militer Filipina pada hari ini atau Kamis (1/6).
Sementara itu, enam WNI lainnya yang berasal dari Makassar, Polewali, dan Sidrap sudah berada dalam posisi aman di Masjid Al Kuwaid, Kota Sultan Naga, yang berjarak sekitar empat jam perjalanan dari Marawi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pihaknya belum menerima konfirmasi mengenai dugaan adanya WNI yang tewas saat terjadi operasi militer di Marawi.
“Saya belum dapat konfirmasi (mengenai kematian WNI) karena kami juga belum mendapat konfirmasi dari otoritas Filipina,” kata Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, kemarin.
Sebelumnya Kemenlu RI juga menerima informasi tentang penemuan satu paspor Indonesia, tetapi Menlu Retno tidak dapat menyebutkan identitas pemiliknya. Paspor tersebut sekarang dipegang pihak militer Filipina untuk diselidiki lebih lanjut.
Di sisi lain, Komandan Lanud Tarakan, Kalimantan Utara, Kolonel Pnb Didik Kristyanto mengatakan kepada Media Indonesia kemarin bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan pihak Bandara Juwata Tarakan untuk memperketat pengamanan dan pemeriksaan penumpang. Tujuannya yaitu mencegah masuknya anggota jaringan IS dari Filipina atau Malaysia ke Indonesia. (Nur/Ire/Hym/VR/CS/Mtvn/Ant/AFP/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved