Pesawat Tempur Filipina Bombardir Kota Marawi

AFP/PhilStar/Ihs/VR/VL/AU/I-4
28/5/2017 06:32
Pesawat Tempur Filipina Bombardir Kota Marawi
(Asap hitam berasal dari rumah-rumah yang terbakar setelah pesawat dan helikopter militer pemerintah menjatuhkan bom di Kota Marawi, Mindanao, Filipina Selatan, Sabtu (27/5). -- AFP Photo/Ted Alibe)

TENTARA Filipina kembali membombardir Kota Marawi untuk menumpas kelompok militan yang terafiliasi dengan Islamic State (IS). Kemarin, pesawat-pesawat tempur menjatuhkan bom di bagian selatan kota tersebut.

“Kami telah mengidentifikasi tempat-tempat mereka melakukan konsolidasi,” kata juru bicara militer Filipina Letnan Kolonel Joar Herrera. Menurut pejabat Kota Marawi, militer sudah menguasai sebagian Kota Marawi, seperti balai kota, wilayah Toros, ­Bangon, Kadingilan, Moncado, Buadi ­Sakayo, dan Koloni.

Brigade Angkatan Darat ke-103 dan Kantor Polisi Daerah Otonom di Muslim Mindanao merilis operasi pembersihan terhadap militan difokuskan di area Moncado, Guimba, Malimomo, Marinaut, dan Caloocan. Di wilayah-wilayah itu hingga kini masih berkibar bendera IS.

Terkait warga negara Indonesia (WNI) yang masih berada di Kota Marawi, menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir, sebanyak 11 orang masih berada di kota itu. “Di Marawi saat ini ada 10 WNI dari Jamaah Tabligh asal Bandung dan Jakarta yang sedang melakukan khuruj (mening­galkan rumah untuk ibadah dan dakwah di masjid selama 40 hari). Mereka dalam kondisi baik dan aman,” terang Arrmanatha ketika dihubungi, kemarin.

Satu WNI lainnya telah berkeluarga dan menikah warga setempat dan sudah lama tinggal di Kota Marawi. Dalam menanggapi keterangan petinggi militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla yang menyebutkan seorang WNI telah tewas bersama lima militan asing lainnya, Arrmanatha mengaku belum menerima informasi tentang hal itu.

“Sejauh ini belum ada informasi mengenai keterkaitan para WNI dengan kelompok Maute, IS, atau kelompok teroris lain yang berhubungan dengan kon­flik bersenjata di Marawi pada 23-24 Mei 2017,” terangnya.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu Lalu Muhamad Iqbal mengatakan kese­puluh WNI tersebut belum dievakuasi karena masih merasa aman. “Mereka merasa aman karena berada di Masjid Abu Bakar As Siddiq, Kota Marawi, dan diketahui oleh aparat setempat,” kata Iqbal, kemarin. Mereka secara intensif berkomunikasi dengan KJRI Davao. “Namun, kalau diperlukan, kami akan mengevakuasi dengan bantuan aparat setempat,” tambahnya.

Di Kalimantan, untuk mencegah eksodus militan dari Filipina lewat perbatasan Indonesia-Malaysia, Pangkalan Utama Angkat­an Laut (Lantamal) XIII Tarakan meningkatkan pengawasan wilayah perairan. Komandan Lantamal XIII Laksamana Pertama Ferial Fachroni mengungkapkan TNI-AL mengerahkan 10 kapal untuk menjaga wilayah pesisir Tarakan.

Antisipasi juga dilakukan Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Sulut) dan Kodam XIII Merdeka. Polisi mengimbau warga untuk mewaspadai penyusupan anggota militan dari Filipina. Menurut Wakil Bidang Penerangan Kodam XIII Merdeka Letkol Vipy, hingga kini belum ada warga dari Kota Marawi yang masuk ke Sulut. (AFP/PhilStar/Ihs/VR/VL/AU/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya