Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PIHAK berwenang Filipina menyatakan sejumlah petempur asing telah bergabung dengan kelompok milisi yang kini sedang berperang melawan pasukan pemerintah di Filipina Selatan.
"Apa yang terjadi di Mindanao bukan lagi pemberontakan warga Filipina, melainkan sudah bertransformasi menjadi invasi oleh pejuang asing," kata kepala tim pengacara pemerintah, Jose Calida, kepada wartawan di Kota Davao, Filipina, kemarin.
Dia mengatakan sejumlah warga Malaysia, Indonesia, Singapura, dan 'warga asing lainnya' diketahui ikut terlibat dalam pertempuran di Kota Marawi.
Sebelumnya kota itu telah diserang oleh kelompok bersenjata Maute yang diduga merupakan bagian dari jaringan Islamic State (IS).
Calida menambahkan, para petempur asing itu telah mendapat perintah dari kelompok IS untuk pergi menguasai kawasan Mindanao di Filipina Selatan jika mereka tidak bisa berperang di wilayah Irak atau Suriah.
Keterangan Calida tersebut sejalan dengan informasi dari juru bicara militer Filipina, Brigadir Jenderal Restituto Padilla, yang mengatakan enam petempur asing diyakini terbunuh dalam pertempuran Marawi.
Mereka disebut berkewarganegaraan Malaysia, Indonesia, dan lainnya.
Sumber intelijen mengungkapkan dua warga Malaysia yang tewas dalam pertempuran Marawi itu diidentifikasi bernama Abdurahman Asmawi dari Kelantan dan Kamsa Yahya asal Kedah.
Petempur lainnya ialah Ayman Marjuki asal Indonesia dan seorang warga Arab Saudi, Ahmad Belfaki.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI mengungkapkan ada 17 WNI yang berada di Kota Marawi.
"Satu merupakan WNI yang menetap di sana dan menikah dengan orang Filipina dan 16 lainnya ialah rombongan majelis tablig. Mereka berada di sana dalam rangka kunjungan dan ibadah," kata juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, dalam keterangan pers di Jakarta, kemarin.
Ia mengatakan kondisi para WNI dalam keadaan baik.
Mereka tinggal di dekat kantor polisi setempat dan terus mengikuti aturan di sana.
"Konsulat Jenderal Republik Indonesia Davao sudah menanyakan apakah ingin dievakuasi, tetapi mereka tetap ingin di sana.
Komunikasi terus dilanjutkan," kata dia.
Terkait dugaan adanya WNI yang bergabung dalam kelompok Maute, Arrmanatha mengaku belum menerima informasi valid soal hal itu.
Demikian pula soal kepastian kabar telah ditemukannya paspor WNI yang diduga anggota Maute.
Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto menyebut adanya indikasi bahwa Kota Marawi dijadikan lokasi konvergensi IS.
"Mereka melakukan konvergensi, mengundang para warga negara yang ingin direkrut menjadi anggota IS," tandasnya dalam keterangan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin.
Wiranto menjelaskan, Marawi dianggap sebagai basis operasi baru oleh IS sejak kelompok itu mulai dipukul mundur di Suriah.
Karena itu, Mindanao dijadikan pusat penggalangan kekuatan untuk kawasan Asia Tenggara.
Sebagai langkah antisipasi, jelasnya, sudah ada kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan Australia untuk melawan rencana pembangunan basis IS baru di Asia Tenggara.
"Kami juga ingin mengajak Selandia Baru dan Brunei untuk sama-sama fokus menanggulangi teroris yang berbasis di Filipina Selatan," pungkasnya.
Saat ini pasukan Filipina yang menggunakan kendaraan lapis baja dan helikopter penembak roket masih berjuang melawan kelompok Maute di Marawi.
Presiden Rodrigo Duterte pada Selasa (23/5) mengumumkan keadaan darurat militer di Mindanao yang berpenduduk sekitar 20 juta orang.
Pihak militer kemarin mengatakan akan menyensor koran dan media sosial demi melindungi 'keamanan nasional' di Mindanao. (AFP/The Star/AP/Ant/Pol/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved