Jokowi: Hilangkan Persepsi Islam Musuh AS

Heryadi
22/5/2017 07:39
Jokowi: Hilangkan Persepsi Islam Musuh AS
(AFP PHOTO / Mandel Ngan)

PRESIDEN Joko Widodo berharap Arab Islamic American Summit memiliki makna yang penting untuk mengirimkan pesan kemitraan dunia Islam dengan Amerika Serikat dan menghilangkan persepsi AS yang melihat Islam sebagai musuh.

Hal ini diungkapkan Presiden Jokowi saat berbicara dalam konferensi yang mempertemukan para pimpinan negara-negara Arab dan Islam dengan Presiden AS Donald Trump di King Abdul Aziz International Convention Center Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5). "Yang lebih penting lagi pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia," kata Presiden.

Jokowi mengungkapkan bahwa ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana. "Indonesia adalah salah satu korban aksi terorisme, serangan di Bali terjadi pada 2002 dan 2005 dan serangan di Jakarta terjadi Januari 2016," ungkap Presiden.

Jokowi mengungkapkan dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia di Prancis, Belgia, Inggris, Australia dan lain-lain. "Dunia seharusnya juga sangat prihatin terhadap jatuhnya lebih banyak korban jiwa akibat konflik dan aksi terorisme di beberapa negara seperti
Irak, Yaman, Suriah, Libya," imbuhnya.

Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik dan radikalisme terorisme. Dikatakan bahwa jutaan umat muslim harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya.

Presiden mengatakan kondisi tersebut justru membuat anak-anak muda frustrasi dan marah. "Rasa marah dan frustasi ini dapat berakhir dengan muculnya bibit-bibit baru ektremisme dan radikalisme," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Presiden juga menyampaikan empatpemikiran untuk memerangi radikalisme dan terorisme. Pertama bahwa umat Islam se dunia harus bersatu bersatu untuk meningkatkanukhuwah Islamiyah.

"Persatuan umat Islam merupakan kunci untuk keberhasilan memberantas terorisme; janganlah energi kita habis untuk saling bermusuhan," kata Jokowi.

Kedua: kerja sama pemberantasan radikalisme dan terorisme harus ditingkatkan, termasuk: pertukaran informasi intelijen; pertukaran penanganan FTF (Foreign Terrorist Fighters), peningkatan kapasitas; semua
sumber pendanaan harus dihentikan kita semua tahu banyaknya dana yang mengalir sampai ke akar rumput di banyak negara dalam rangka penyebaran ideologi ekstrem dan radikal.

"Semua aliran dana harus dihentikan," tegas Presiden di depan Raja Salman dari Arab Saudi, Presiden AS Donald Trump serta pemimpin negara Arab dan Islam yang hadir.

Ketiga, upaya menyelesaikan akar masalah harus ditingkatkan, ketimpangan dan ketidakadilan harus diakhiri; pemberdayaan ekonomi yang inklusif harus diperkuat "Saya berharap bahwa setiap dari kita harus berani menjadi 'part of solution' dan bukan 'part of problem' dari upaya pemberantasan terorisme. Setiap dari kita harus dapat menjadi bagian upaya penciptaan perdamaian dunia," ucap Presiden.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya