Lagi, Rouhani Hadapi Tekanan AS

Haufan Hasyim Salengke
22/5/2017 00:00
Lagi, Rouhani Hadapi Tekanan AS
(AFP/ATTA KENARE)

PRESIDEN Iran Hassan Rouhani tengah bersukacita setelah kembali memenangi pemilihan presiden (pilpres) dengan hasil gemilang.

Namun, jelang melaksanakan pemerintahan periode keduanya, dia mendapat tekanan dari seteru lamanya, Amerika Serikat (AS).

Rouhani, 68, ialah ulama moderat yang sukses memelopori kesepakatan nuklir 2015 dengan AS dan kekuatan dunia.

Setelah kembali terpilih, dia mengatakan rakyat Iran telah memilih 'jalan perjanjian' dan menolak ekstremisme.

Politikus dari Partai Asosiasi Rohaniawan Kombatan, yang menjabat presiden sejak 2013, memenangi pemilu, Jumat (19/5) waktu setempat, dengan hasil telak.

Rouhani meraup 57% suara, sedangkan pesaingnya, ulama garis keras Ebrahim Raisi, hanya meraih 38%.

"Rakyat Iran ingin hidup dalam kedamaian dan persahabatan dengan seluruh dunia, tetapi tidak akan menerima ancaman atau penghinaan apa pun," ujar Rouhani yang pidatonya disiarkan langsung televisi pemerintah.

Namun, Rouhani menghadapi tantangan nyata dari Presiden AS Donald Trump yang kini sedang melawat ke negara saingan utama Teheran di kawasan Timur Tengah, Arab Saudi.

Trump, politikus dari Partai Republik mengancam akan merevisi kesepakatan nuklir yang telah dibuat pemerintah sebelumnya semasa dipimpin Presiden Barack Obama.

Trump menilai kesepakatan yang dilakukan Obama salah arah.

Oleh karena itu, Trump berjanji dan siap memberikan sanksi terbaru terhadap Iran.

Musuh Iran beli senjata

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan kesepakatan pembelian senjata senilai US$110 miliar (sekitar Rp1.466 triliun) dengan Arab Saudi ditujukan untuk membantu Riyadh dalam menghadapi 'pengaruh destruktif' Iran.

Tillerson menyeru Rouhani untuk melucuti 'jaringan terorisme' Teheran dan mengakhiri uji coba rudal balistik.

"Perjanjian pembelian paket senjata tadi mendukung keamanan jangka panjang Arab Saudi dan seluruh wilayah Teluk," kata Tillerson kepada para wartawan di Kota Riyadh.

Rouhani telah menunjukkan sikap jelas pada Arab Saudi.

Dia mengatakan bahwa Iran telah menunjukkan kepada para tetangganya bahwa jalan untuk memastikan keamanan ialah dengan penguatan demokrasi, tidak bergantung pada kekuatan asing.

Suasana kegembiraan menyelimuti ibu kota Teheran dan seluruh penjuru Iran saat ribuan pendukung Rouhani turun ke jalan, bernyanyi, dan menari dalam merayakan kemenangan tokoh pilihan mereka.

Polisi mencoba membubarkan orang-orang di Lapangan Vali Asr, dengan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki izin untuk berkumpul.

Namun, kerumunan orang terlalu besar, sulit untuk dibubarkan.

"Kami telah mencapai apa yang saya inginkan, bukan Rouhani sendiri, tapi jalan reformasi, kebebasan, dan kemajuan," kata Pegah, 25, seorang warga.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang berjuang bersama Iran dalam mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad ialah tokoh yang pertama memberikan ucapan selamat kepada Rouhani.

Sementara itu, Ketua Bidang Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini lewat komentar di Twitter menyatakan siap bekerja demi 'perjanjian, perdamaian regional'.

Ucapan selamat juga disampaikan Presiden Irak Fuad Masum, Ketua Parlemen Libanon Nabih Berri, dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah. (AFP/IRNA/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya