Tiongkok Bongkar Spionase AS, 20 Mata-mata Dibunuh

Heryadi
21/5/2017 17:53
Tiongkok Bongkar Spionase AS, 20 Mata-mata Dibunuh
(AFP/SAUL LOEB)

TIONGKOK membongkar aksi mati-mata yang dilakukan badan intelijen Amerika Serikat (CIA) di negeri itu. Sepanjang 2010 hingga 2012, sekitar 18-20 sumber informasi CIA yang berada di Tiongkok telah dipenjarakan atau dibunuh.

Menurut sumber-sumber pejabat AS yang masih menjabat atau yang telah pensiun, seperti dikutip surat kabar New York Times, Sabtu (20/5) waktu setempat, terbongkarnya sumber-sumber itu merupakan kemunduran bagi intelijen AS.

Menurut para pejabat yang meminta dirahasiakan namanya itu, pelanggaran intelijen tersebut merupakan salah satu yang paling buruk dalam beberapa dekade terakhir.

Surat kabar itu melaporkan para pejabat intelijen tidak mengetahui apakah terbongkarnya sumber-sumber informasi CIA itu akibat pengkhianatan di tubuh CIA sendiri atau lantaran Tiongkok berhasil meretas sistem yang digunakan CIA untuk berkomunikasi dengan sumber-sumber asing.

Salah satu dampak dari terbongkarnya jaringan informasi AS itu ialah sedikitnya belasan sumber CIA tewas antara 2010 dan akhir 2012. Seorang sumber informasi bahkan ditembak mati di depan koleganya sebagai peringatan kepada sumber informasi lainnya, demikiang the New York Times melaporkan.

Secara keseluruhan, kata surat kabar itu mengutip seorang mantan pejabat senior AS, 18 sampai 20 sumber CIA telah dibunuh atau dipenjarakan.

Hilangnya sumber-sumber informasi itu sebanding dengan jumlah aset-aset Negeri Paman Sam, julukan AS, yang hilang di era Uni Soviet dan Rusia akibat pengkhianatan dua agennya, Aldrich Ames dan Robert Hanssen, ungkap surat kabar itu.

Jaringan spionase Barat umumnya sangat sulit untuk mengembangkan jaringan mata-mata di Tiongkok dan Rusia.

Menyusul hilangnya sumber informasi mereka, kata the Times, CIA bekerja keras untuk menemukan pengkhianat di tubuh mereka. Hampir semua pekerja Kedubes AS di Tiongkok diperiksa.

Pemerintahan Barack Obama, yang saat itu berkuasa, mendesak untuk mengetahui penyebab lambatnya informasi intelijen dari Tiongkok.

Para pejabat AS mengungkapkan informasi tersebut di saat CIA berusaha mengungkap bagaimana dokumen-dokumen mereka yang sangat rahasia bisa dimunculkan oleh WikiLeaks dua bulan lalu. Biro Penyelidik Intelijen (FBI) tengah memeriksa hubungan antara kampanye Donald Trump dan Rusia. Baik CIA dan FBI sama-sama menolak berkomentar mengenai laporan tersebut. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya