Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PRESIDEN Iran Hassan Rouhani kembali memimpin Iran setelah memenangi pemilihan presiden yang digelar Jumat (19/5) secara meyakinkan. Kemenangan Rouhani, 68, menunjukkan pemilih Iran mendukung upayanya untuk membuka hubungan dengan masyarakat internasional dan membangkitkan ekonomi negeri itu.
Presiden Iran periode 2013-2017 itu berhasil mengalahkan pesaing utamanya, Ebrahim Raisi, 56, yang merupakan ulama garis keras dan mengklaim sebagai pembela kaum miskin, tetapi memilih sikap keras terhadap Barat.
Hasil penghitungan menunjukkan Rouhani meraup 23,5 juta suara atau 57% dari total suara, sementara Raisi mendapat 15,8 juta suara atau 38,3%. Pemilihan presiden Iran kali ini ditandai dengan lonjakan jumlah pemilih yang bertambah 20 juta orang jika dibandingkan dua dekade lalu. Jumlah pemilih yang hadir mencapai 73% dari 56,4 juta pemilih yang berhak memberikan suara. Besarnya animo pemilih membuat pihak berwenang harus memperpanjang pemungutan suara selama beberapa jam.
Dalam pidato kemenangannya di televisi, Presiden Rouhani menyatakan bahwa rakyat Iran telah memilih jalur berhubungan dengan dunia dan menolak ektremisme. “Pesan rakyat kami telah disampaikan dengan jelas. Rakyat Iran memilih jalur terlibat dengan dunia dan menjauh dari ekstremisme,” tegas doktor hukum dari Glasgow Caledonian University itu.
Dalam pidatonya, Rouhani juga mengkritik pesaing utamanya di Timur Tengah, Arab Saudi, yang saat ini tengah menjamu Presiden AS Donald Trump.
“Rakyat kami telah menegaskan kepada negara-negara tetangga dan seluruh kawasan bahwa memastikan keamanan ialah dengan memperkuat demokrasi dan bukan mengandalkan kekuatan asing,” tegasnya.
Meskipun telah berada di lingkaran elite Iran sejak masa awal revolusi, ulama moderat itu menjadi pengawal kelompok reformis setelah gerakan mereka ditindas seusai protes besar-besaran pada 2009.
Selama masa pemerintahannya, dia juga membuka Iran untuk berhubungan dengan negara-negara Barat dan menegosiasikan kesepakatan nuklir dengan enam negara, termasuk Amerika Serikat pada 2015. Kesepakatan itu, meskipun membatasi program nuklir Iran, berhasil mengurangi sanksi ekonomi yang sangat melumpuhkan Iran.
Turunkan tensi
Pengamat Timur Tengah dari ISMES, Indonesian Society for Middle East Studies, Smith Al Hadar, mengungkapkan kemenangan kembali Rouhani menunjukkan keinginan rakyat Iran terhadap moderasi.
“Memang rakyat Iran menginginkan moderasi dalam kebijakan regional dan internasional demi menurunkan tensi dengan negara-negara Arab Teluk dan Barat,” ungkapnya kepada Media Indonesia, kemarin.
Menurut Smith, berdamai dengan negara tetangga serta hubungan harmonis dengan Barat merupakan syarat utama bagi keberhasilan pembangunan dalam negeri.
Lebih lanjut, dia mengatakan kemenangan Rouhani menunjukkan dua hal. “Pertama, dukungan mayoritas rakyat atas kebijakan Rouhani membuka Iran ke dunia luar. Kedua, dukungan kebijakan ekonomi Rouhani yang ingin membangun kembali ekonomi yang stagnan,” tandas Smith.
Tantangan terbesar yang harus diatasi Rouhani saat ini ialah ekonomi. Meskipun Rouhani berhasil menurunkan inflasi dari sekitar 40% sejak menjabat pada 2013, harga-harga barang masih naik 9% tahun lalu.
Penjualan minyak telah pulih sejak kesepakatan nuklir berlaku pada Januari tahun lalu, tetapi pertumbuhan ekonomi lainnya terbatas. Akibatnya, tingkat pengangguran masih 12,5% secara keseluruhan dan hampir 30% di antara kaum muda. (AFP/AP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved