Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PRESIDEN Joko Widodo baru saja menyelesaikan lawatan kenegaraan ke Tiongkok dengan menghadiri KTT One Belt One Road (OBOR) di Yangqi Lake International Conference Center, Beijing, Tiongkok, yang berakhir, Senin (15/5).
Forum ini disebut akan mempromosikan Prakarsa Satu Sabuk, Satu Jalan (One Belt, One Road/OBOR) yang dicanangkan Presiden Xie Jinping. Ini merupakan sebuah proyek infrastruktur besar yang dikendalikan Tiongkok untuk menghubungkan negara tersebut dengan Afrika, Asia, dan Eropa melalui jaringan pelabuhan, jalur kereta api, dan jalan industri.
Dalam KTT tersebut, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) akan berkontribusi secara signifikan bagi terwujudnya prakarsa Jalur Sutra baru yang diinisiasi Tiongkok.
"Salah satu kerangka strategis dalam visi dan misi pemerintahan saya ialah wacana Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata Presiden.
Indonesia boleh punya wacana menjadi poros maritim dunia. Namun, apakah semua warga masyarakat tahu dan mengerti apa yang dimaksud dengan hal itu?
Untuk mensosialisasikan program unggulan dan strategis nasional, pemerintah mungkin bisa mencontoh Tiongkok. Saat ini, mereka memiliki strategi mensosialisasikan proyek-proyek pemerintah itu dengan menjadikan hal itu cerita kepada anak-anak menjelang mereka tidur.
Jadi bagi orang tua yang berjuang untuk membuat anak-anak mereka tidur nyenyak di malam hari, aparatus propaganda negara Tiongkok memberi saran: Beritahu anak Anda tentang ambisi Presiden Xi Jinping untuk memperluas kekuatan politik dan ekonomi China di Asia dan Timur Tengah.
China Daily, sebuah organisasi media yang dikendalikan pemerintah yang bertujuan terutama pada audiensi internasional, mulai merilis video berbahasa Inggris minggu ini yang menggambarkan dorongan belanja dan infrastruktur yang besar yang disebut Belt and Road Initiative, dalam bentuk cerita pengantar tidur anak-anak.
Seperti dilansir The New York Times, pekan lalu, dalam dua video yang dirilis sejauh ini, seorang ayah menggunakan unta yang meluncur di peta untuk menggambarkan perdagangan di Asia di sepanjang Jalan Sutra yang lama, dan bagaimana Tiongkok berencana untuk membantu mengembangkan daerah yang pernah dilewati.
Nama Presiden Xi, tentu saja tidak disebutkan di video tersebut.
"Mereka sedang membangun hal-hal baru seperti jalan raya dan kereta api dan bandara, bahkan pipa dan kabel internet," kata seorang ayah yang bercerita kepada putrinya menjelang tidur.
"Jadi, ini hanya tentang memindahkan barang-barang?" tanya putrinya.
"Itu bagian besar dari itu," kata sang Ayah. "Tapi masih banyak lagi."
Dalam video kedua, ayah memberikan penjelasan lebih lanjut. "Ini bukan hanya tentang jalan dan kereta api dan bandara untuk memindahkan barang," katanya. "Ini juga tentang orang dan kerja sama."
Setiap negara bisa bergabung, kata ayah. "Tapi," dia mencatat, "Amerika Serikat belum bergabung dengan inisiatif ini."
"Ini gagasan Tiongkok," katanya, "tapi itu milik dunia."
Video tersebut mengidentifikasi sosok sang ayah ialah Erik Nilsson, yang terdaftar di LinkedIn sebagai asisten direktur, di China Daily. Namun dia tidak menanggapi panggilan dan email saat dimintai komentar. Seorang editor di media baru China Daily juga menolak untuk segera menjawab pertanyaan.
Tiongkok telah mencoba untuk memoles pendekatan ham-handed untuk menceritakan kisahnya kepada khalayak yang skeptis di luar perbatasannya, sama seperti di rumah. Dalam sebuah video yang dirilis dua tahun yang lalu, misalnya, penyiar resmi Tiongkok mengemas ulang sebuah cerita penting namun mengasyikkan tentang perumusan rencana ekonomi dan pembangunan lima tahun baru menjadi sebuah animasi tentang "Shisanwu."
Lalu ada orang asing yang muncul dalam sebuah video oleh koran Partai Komunis, People's Daily, memanggil Xi seorang pemimpin besar, seorang keluarga dan seorang pria tampan.
Video Belt and Road dirilis menjelang forum di Beijing yang didedikasikan untuk inisiatif infrastruktur. Xi dan para pemimpin negara termasuk Indonesia, Kazakhstan, Pakistan, Filipina, Rusia dan Turki berencana untuk hadir.
Tidak jelas bagaimana rencana Tiongkok untuk membantu membangun infrastruktur di seluruh wilayah akan ongkosnya. Tapi manfaatnya bisa sangat berarti bagi negara, yang memiliki pabrik baja, kaca dan semen yang terlalu banyak dan mencari pasar untuk kelebihan kapasitas itu. (CNBC/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved