Korut Luncurkan Rudal Baru yang Bisa Jangkau Pangkalan Militer AS

Irene Harty
15/5/2017 18:55
Korut Luncurkan Rudal Baru yang Bisa Jangkau Pangkalan Militer AS
(AFP)

KOREA Utara mengklaim telah sukses menguji coba roket tercanggih dalam peluncuran rudal terbarunya. Para analis mengatakan jangkauan rudal tersebut menunjukkan jarak yang tidak sama seperti sebelumnya, dan mampu menjangkau markas militer Amerika Serikat di Pasifik.

Uji peluncuran sebuah roket balistik strategis jarak jauh darat ke darat bernama Hwasong-12 dilakukan pada Minggu (14/5) menurut Korea central News Agency (KCNA).

Presiden Korea Utara, Kim Jong-Un secara personal melihat tes dan memeluk para pejabat di lapangan penelitian roket, mengatakan mereka bekerja keras untuk mencapai hasil yang luar biasa.

Sanksi berlapis dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ternyata tidak menghentikan Korut atas program nuklir dan rudalnya yang memicu peringatan global.

Pada ujicoba itu, rudal diluncurkan dengan pesawat terbang di ketinggian 2.111, lima kilometer, dan menempuh 787 kilometer sebelum turun di Laut Jepang (Laut Timur). Itu menunjukkan jarak 4.500 kilometer atau lebih jika terbang untuk jarak maksimum, menurut para analis.

Selain peluncuran ke udara, Jeffrey Lewis dari Institut Studi Internasional Middlebury di Amerika Serikat mengatakan, "Ini adalah rudal jarak terpanjang yang pernah diuji Korea Utara."

Di situs 38 North, Teknisi Spesialis Kedirgantaraan, John Schilling mengatakan rudal itu tampak seperti rudal balistik jarak menengah yang dapat berhasil menyerang pangkalan AS di Guam, Pasifik. "Yang lebih penting, mungkin merupakan kemajuan substansial untuk mengembangkan rudal balistik antar benua (ICBM)," tambahnya.

Korea Utara mengatakan dirinya membutuhkan senjata atomik untuk bertahan melawan ancaman invasi dan telah membawa dua uji atomik dan puluhan peluncuran rudal sejak awal tahun lalu. Tujuan mereka untuk mengembangkan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir ke AS.

Ketegangan antara dua pihak memuncak dan akhir-akhir ini AS bahkan mempertimbangkan aksi militer untuk menghentikan ancaman Korea Utara. Tidak berapa lama kemudian, Trump membuka pintu negosiasi dengan bertemu Kim.

Presiden terpilih Korea Selatan, Moon Jae-In juga berniat mengunjungi Korea Utara untuk mengurangi ketegangan. Akan tetapi dia mengecam uji coba rudal terbaru ini sebagai provokasi ceroboh setelah mengadakan pertemuan darurat dengan penasihat keamanan nasional.

"Dialog mungkin terjadi jika Korea Utara menjaga sikapnya," kata Moon. AS dan Jepang menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Selasa (16/5) sore.

Tiongkok yang terus ditekan AS lewat Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan, "Semua pihak terkait harus menahan diri dari ketegangan di wilayah yang semakin parah." Kementerian Pertahanan Rusia sendiri mengatakan rudal itu mendarat sekitar 500 km dari wilayahnya dan tidak menimbulkan ancaman. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya