Sanksi bagi Korut Diperberat

Indah Hoesin
15/5/2017 10:38
Sanksi bagi Korut Diperberat
(Peta uji coba rudal Korea Utara. -- AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta sanksi yang lebih berat terhadap Korea Utara (Korut) setelah negara komunis itu kembali meluncurkan uji coba rudal balistik pada Minggu (14/5).

“Biarlah provokasi terbaru ini menjadi seruan bagi semua negara untuk menerapkan sanksi yang jauh lebih berat terhadap Korut,” ujar Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, kemarin.

Uji coba terbaru rudal Korut itu dilihat sebagai aksi provokatif yang menguji Presiden baru Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in, juga Presiden AS Trump.

Rudal buatan ‘Negeri Juche’ itu melesat ke udara dengan menempuh jarak lebih dari 700 km sebelum jatuh di laut Jepang atau Laut Timur.

“Itu (rudal) berdampak sangat dekat dengan wilayah Rusia. Presiden tidak dapat membayangkan bahwa Rusia akan senang. Korut telah lama menjadi ancaman mencolok,” tegas pihak Gedung Putih.

Pascauji coba rudal, penasihat keamanan nasional Trump, HR McMaster, berbicara via telepon dengan rekan sekutunya, Jepang dan Korsel, guna membahas situasi itu.

Sebelumnya beberapa sanksi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan AS telah dijatuhkan untuk Korut. Namun, Korut tetap melakukan uji coba nuklir dan rudal balistik mereka.

Departemen Keuangan AS telah menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan semua ‘perangkat’ yang ada untuk memangkas sumber pendanaan internasional yang mendukung kegiatan ilegal Korut.

Tiongkok kecam Korut
Trump juga telah mengeluarkan sejumlah ancaman termasuk kemungkinan aksi militer terhadap Korut. Namun, dia melunak dan mengatakan dirinya mungkin akan bertemu pemimpin Korut Kim Jong-un.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekannya, Presiden Tiongkok Xi Jinping, kemarin, menyampaikan kekhawatiran terkait dengan meningkatnya ketegangan di wilayah Semenanjung Korea pascauji coba rudal yang dilakukan Korut.

“Dalam pertemuan di sela forum internasional yang diadakan di Beijing, Presiden Putin dan Presiden Xi membahas situasi di Semenanjung Korea secara terperinci dan kedua belah pihak menyatakan keprihatinan atas eskalasi ketegangan,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Menurut kantor berita Tiongkok, Xinhua, dalam perte-muan itu, Xi mengatakan Moskow dan Beijing telah memainkan peran ‘batu pemberat’ dalam menjaga perdamaian stabilitas kawasan dan global.

Tiongkok yang telah berada di bawah tekanan AS untuk mengendalikan Korut juga segera meminta semua pihak untuk menahan diri.

“Tiongkok menentang pelanggaran yang dilakukan DPRK (Korut) terhadap reso-lusi Dewan Keamanan (DK-PBB),” ujar Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok dalam sebuah pernyataan.

Presiden Korsel, Moon Jae-in, yang baru menjabat pada Rabu (10/5), juga mengecam uji coba terbaru tersebut sebagai aksi ‘provokasi ceroboh’.

“Moon mengatakan Korsel dengan keras mengutuk tantangan berat bagi perdamaian dan keamanan Semenanjung Korea dan masyarakat internasional,” ujar juru bicara Moon, Yoon Young-chan.

Namun, Moon kembali memperingatkan kemarin bahwa dialog hanya mungkin dilakukan jika Korut mengubah sikap. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya