Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUNIA kini sedang dihantui Ransomware. Para penyidik internasional memburu pelaku di balik kejahatan siber yang terjadi di 130.000 sistem di lebih dari 100 negara termasuk di agen-agen pemerintah saat ahli keamanan berusaha mengatasi dampaknya.
Serangan yang dimulai sejak Jumat (12/5) terdeskripsi sebagai serangan balasan siber terbesar, memukul agen-agen negara dan perusahaan-perusahaan besar di dunia termasuk bank-bank Rusia, rumah-rumah sakit Inggris hingga ke FedEX dan pabrik mobil Eropa.
"Serangan akhir-akhir ini belum pernah terjadi sebelumnya dan membutuhkan investigasi internasional untuk mengidentifikasi pelakunya," ungkap Europol, agen kepolisian Eropa.
Europol mengatakan satuan tugas khusus seperti European Cybercrime Centre khusus didesain untuk membantu investigasi-investigasi seperti itu dan akan berperan penting mendukung investigasi.
Serangan menggunakan piranti lunak berbahaya (ransomware) yang mengeksploitasi cela keamanan dalam sistem operasi Microsoft, mengunci pengguna-pengguna dokumen kecuali mereka membayar penyerang dengan mata uang virtual, Bitcoin.
Tampilan yang muncul dalam monitor korban menuntut pembayaran US$300 atau 275 euro dalam Bitcoin dan muncul 'Oooops, berkasmu telah dienkripsi!'
Pembayaran harus dilakukan dalam tiga hari atau harganya naik dua kali lipat dan jika tidak diterima dalam tujuh hari, berkas-berkas akan dihapus. Namun ahli dan pemerintah meminta tuntutan tidak dipenuhi karena itu tidak menjamin berkas akan kembali.
Virus ini menyebar dengan cepat karena pelaku menggunakan kode digital yang diyakini dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat. Rusia dan India terkena pukulan keras karena Microsoft Windows XP masih banyak digunakan.
Produsen mobil Prancis, Renault terpaksa menghentikan produksi di Prancis, Slovenia dan Rumania. Operator kereta api Jerman Deutsche Bahn mengaku mengalami gangguan tampilan panel dan universitas-universitas di Yunani, Italia, Tiongkok telah terkena virus itu.
Di Inggris, serangan siber mengganggu perawatan di fasilitas Layanan Kesehatan Nasional, memaksa ambulans untuk mengalihkan dan rumah sakit untuk menunda operasi. Polisi Prancis juga melaporkan korban mencapai 75 ribu.
Baca juga: Hindari Ancaman Ransomware, Senin Matikan Jaringan Internet
"Ini angka sementara jumlah komputer yang terinfeksi dan bisa meningkat secara signifikan dalam beberapa hari mendatang," kata Wakil Kepala Kantor Anti Kejahatan Siber Polisi Prancis, Valerie Maldonado.
Peneliti keamanan siber menemukan malware yang dirilis kelompok peretas Shadow Brokers yang dapat melawan penyebaran virus itu dan menuliskannya di @MalwareTechBlog. Caranya dengan mendaftarkan nama domain yang digunakan oleh malware.
"Tidak seperti kebanyakan serangan lainnya, malware ini menyebar terutama dengan infeksi langsung dari mesin ke mesin di jaringan lokal, bukan melalui surel," kata Ketua Ilmuwan Kelompok teknologi AS Ntrepid, Lance Cottrell.
Para menteri keuangan G7 bertemu di Italia dan berjanji untuk bersatu melawan kejahatan siber dan bahayanya akan dibahas pada KTT pemimpin G7 bulan depan.
"Akan ada pelajaran untuk belajar dari apa yang tampaknya merupakan serangan cyber kriminal terbesar dalam sejarah," kata menteri dalam negeri Amber Rudd.
"Tapi prioritas utama kami sebagai pemerintah adalah mengganggu serangan tersebut, segera memulihkan layanan yang terkena dampak, dan menetapkan siapa yang berada di belakangnya sehingga kami bisa membawa mereka ke pengadilan." (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved