Korsel Dituding Coba Bunuh Kim Jong-un

13/5/2017 15:00
Korsel Dituding Coba Bunuh Kim Jong-un
(AP/WONG MAYE-E)

KOREA Utara (Korut) mendesak ekstradisi terhadap kepala intelijen Korea Selatan, seorang pengusaha Tiongkok, dan sejumlah agen intelijen Amerika Serikat (CIA).

Mereka dituding bersekongkol untuk membunuh pemimpin Korut, Kim Jong-un.

Tuntutan ekstradisi itu diajukan setelah pekan lalu kementerian keamanan negara, badan yang sangat berkuasa di Korut, mengaku telah menggagalkan rencana pembunuhan terhadap Kim dengan menggunakan senjata biokimia.

Para pelaku merupakan badan intelijen AS dan Korsel.

Kantor Kejaksaan Umum Sentral Korut, kemarin, mengatakan mereka telah membuka penyelidikan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab melakukan terorisme yang disponsori negara untuk membunuh pemimpin mereka.

Kejaksaan Korut menyebut Direktur Dinas Intelijen Korsel (NIS) Lee Byung-ho, direktur tim NIS dengan nama depan Han, agen NIS Jo Ki-chol, dan pengusaha Tiongkok Xu Guanghai, serta sejumlah dalang di CIA sebagai tersangka.

"Kami menyerukan otoritas yang terkait untuk segera mendeteksi, menangkap, dan menyerahkan orang-orang yang dicari yang menjadi sasaran hukuman berat," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kantor Kejaksaan Korut seperti dikutip media setempat.

Kantor tersebut menegaskan bahwa para pelaku terorisme pengecut yang disponsori negara tersebut yang bertujuan untuk mendongkel kepemimpinan tertinggi DPRK (sebutan untuk Korut) tidak akan mampu bertahan.

Xu juga disebut sebagai Direktur Jenderal Qingdao NAZCA Trade Co.

Pemeriksaan yang dilakukan AFP terhadap basis data Tiongkok menunjukkan sebuah perusahaan dengan nama itu didirikan pada 7 Maret lalu. Xu menjabat sebagai perwakilan hukum.

Seorang juru bicara NIS mengatakan badan intelijen Korsel tidak memiliki informasi apa pun terkait dengan tuduhan rencana pembunuhan itu.

Pyongyang mengatakan seorang warganya bernama Kim telah disuap untuk melakukan serangan tersebut.

Namun, upaya Kim itu nyaris mustahil mengingat pengamanan di sekitar presiden Korut begitu ketat.

Di samping itu, Korut melakukan pengawasan ketat terhadap warganya.

Korut secara teknis masih berperang dengan Korsel dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan AS.

Sementara itu, Tiongkok merupakan satu-satunya sekutu yang dimiliki negeri komunis itu.

Tudingan pembunuhan itu dilontarkan beberapa pekan setelah pembunuhan saudara tiri Joung-un, Kim Jong-nam di Malaysia pada Februari lalu. (AFP/Hde/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya