Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAHAN Donald Trump, kemarin, harus menanggung malu setelah Moskow, secara mengejutkan, merilis foto pertemuan tertutup antara presiden Amerika Serikat tersebut dengan diplomat papan atas Rusia.
Foto yang dirilis oleh kantor berita pemerintah Rusia, TASS, dan kemudian diterbitkan oleh banyak media massa dunia itu menampilkan Trump berjabat tangan dengan Sergei Lavrov dan Duta Besar Rusia di Washington Sergei Kislyak dalam sebuah pertemuan di Oval Office.
Pertemuan para Rabu (10/5) itu dipandang sebagai kemenangan diplomatik bagi Kremlin. Pasalnya, pejabat teras Rusia disambut mesra oleh Trump hanya beberapa bulan setelah 'Negeri Beruang Merah' itu diganjar sanksi oleh AS karena dianggap ikut campur dalam pemilihan presiden AS pada 2016.
Diplomat veteran AS mempertanyakan mengapa Trump sepakat menerima diplomat tersebut--langkah langka bagi pejabat nonkepala negara terlebih yang berasal dari negara yang menjadi pusat skandal politik di 'Negeri Paman Sam' itu.
"Selamat Kollegi (kolega dalam bahasa Rusia) atas foto ini! Benar-benar sebuah kemenangan," ungkap mantan Duta Besar AS untuk Rusia Michael McFaul.
Di depan publik, Gedung Putih berusaha tampil berani.
"Sudah seharusnya Trump bertemu dengan menteri luar negeri negara lain," ujar juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengecam mereka yang mengkritik pertemuan itu.
"Ketimbang menyerang Trump karena melakukan kerjanya, mereka sebaiknya melakukan kerja mereka. Jika mereka melakukan itu, kita tidak akan menghadapi permasalahan yang kita hadapi saat ini," imbuhnya.
Namun, secara tertutup, Gedung Putih menyebut apa yang dilakukan Rusia sebagai pengkhianatan.
Pejabat pemerintah AS mengatakan bahwa pertemuan itu digelar atas permintaan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai balasan setelah dia menerima Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson di Moskow.
Gedung Putih mengakui ada fotografer asal Rusia yang hadir dalam pertemuan itu namun foto-foto yang diambil hanya untuk catatan sejarah dan tidak dirilis ke publik.
Namun, ketika sejumlah gambar muncul di berbagai penjuru lewat kantor berita pemerintah Rusia, Gedung Putih marah dan menyebut Moskow telah menipu mereka.
Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova lewat Facebook mengatakan, "Amerika Serikat tidak meminta kami untuk tidak menerbitkan foto-foto tersebut."
Foto tersebut muncul di saat yang buruk bagi pemerintahan Trump karena meningkatkan kecurigaan bahwa dia terlalu mesra dengan pemerintahan Putin.
Saat ini, tim kampanye Trump menghadapi serangkaian penyelidikan mengenai tudingan bahwa mereka berkolusi dengan Kremlin untuk mengalahkan Hillary Clinton dalam pemilu presiden lalu.
Pertemuan antara Trump dan Lavrov terjadi beberapa jam setelah Trump memecat Direktur FBI James Comey, orang yang memimpin penyelidikan atas dugaan kolusi tim kampanye Trump dan Rusia. (AFP/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved