Pemimpin IS Afghanistan Dilaporkan Tewas

Indah Hoesin
08/5/2017 18:56
Pemimpin IS Afghanistan Dilaporkan Tewas
(Ist)

PEMIMPIN kelompok Islamic State (IS) di Afghanistan yang diduga telah menjadi dalang sejumlah serangan mematikan, menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan Afganistan, telah tewas terbunuh.

Dalam sebuah pernyataan, Istana Kepresidenan di Kabul menyebut Abdul Hasib, yang terkait dengan IS di Irak dan Suriah telah tewas bulan lalu dalam serangan yang diluncurkan pasukan khusus di Provinsi Nangarhar, Afghanistan timur.

Hasib menjadi pemimpin kedua IS yang berhasil dibunuh pasukan AS dan Afghanistan dalam waktu kurang dari sembilan bulan dan terjadi beberapa hari setelah Washington menjatuhkan bom nuklir di markas IS di wilayah yang sama.

Analis menggambarkan Hasib sebagai sosok yang 'tidak terlihat', tetapi pihak berwenang menganggap dirinya bertanggung jawab atas sejumlah serangan tingkat tinggi di Kabul, termasuk serangan di sebuah rumah sakit militer pada Maret 2017 yang menewaskan 50 orang.

"Dia (Hasib) telah memerintahkan serangan tersebut di rumah sakit. Kabul akan melawan IS dan kelompok ekstrimis lainnya hingga mereka dimusnahkan," ujar pernyataan tersebut.

Komandan NATO di Afghanistan, Jenderal John Nicholson, mengonfirmasi kematian Hasib dan memperingatkan bahwa setiap anggota IS yang datang ke Afghanistan akan menemui nasib yang sama.

"Ini adalah komandan militer IS kedua yang kami musnahkan dalam sembilan bulan, bersama puluhan pemimpin dan ratusan pejuang mereka," ujar Nicholson.

Sebelumnya pasukan AS dan Afghanistan juga berhasil melumpuhkan pemimpin IS, Hafiz Saeed, dalam serangan udara di Provinsi Nangarhar pada Juli tahun lalu. Seperti Hasib, kematian Saeed juga dipandang sebagai kemunduran, tapi bukan pukulan mematikan bagi kelompok itu.

"Kematian Abdul Hasib tidak membuat perbedaan bagi kelompok IS di Afghanistan," ujar penulis dan analis, Ahmad Saeedi.

"Mereka akan dengan mudahnya menempatkan pemimpin lainnya, puluhan anggota IS telah tewas di Afghanistan timur, namun itu tidak membawa perubahan positif," tambahnya. (AFP/X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya