Kalangan Perempuan Turun Menentang Maduro

RIBUAN perempuan berpakaian putih, Sabtu (6/5), berbaris di jalanan ibu kota Venezuela, Caracas. Mereka berusaha menekan Presiden Nicolas Maduro yang pemerintahannya tengah diguncang demonstrasi dan kerusuhan.

Dengan dipimpin pentolan oposisi, anggota parlemen, serta istri pemimpin oposisi Lilian Tintori, kerumunan perempuan tersebut berbaris sambil membawa bunga dan spanduk bertuliskan soal penindasan. Mereka bahkan berhasil memasuki gedung kementerian dalam negeri dan kehakiman meskipun sebelumnya telah dicegah polisi dan tentara.

“Kami tidak akan berhenti memprotes sampai kami membebaskan Venezuela. Kami mohon kepada angkatan bersenjata, jangan menembaki orang-orang yang tidak bersenjata,” ujar pemimpin oposisi konservatif, Maria Corina Machado.

Beberapa perempuan yang tergabung dalam Flashed Their Breasts in a Pacifist Move mengibarkan poster bertuliskan ‘Kami tidak Memiliki Senjata Api, hanya Payudara’.

Tidak hanya di Caracas, sejumlah demonstrasi antiMaduro juga bermunculan di kota-kota lain di seluruh Vene-zuela, termasuk San Cristobal dan Aragua. Di dua kota itu polisi menembakkan gas air mata ke arah demonstran untuk menahan gerak maju mereka.

Demonstrasi pada Sabtu (6/5) malam juga berlangsung di pinggiran ibu kota, Los Nuevos Teques. dan di negara bagian sebelah barat Barquisimeto. Gelombang unjuk rasa memicu bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan. Hingga kini belum diketahui secara pasti ada tidaknya korban jiwa dalam konflik tersebut.

Di lain pihak, pendukung Maduro juga menggelar aksi di Caracas. “Kami di sini mendorong keadilan melawan orang-orang yang memicu kebencian dan kemarahan. Mereka mencoba untuk membentuk panggung untuk perang saudara,” ujar Menteri Urusan Perempuan, Blanca Eekhout.

Ia menyebut demonstrasi anti-Maduro sebagai kekerasan yang dilakukan teroris. Kemarin, demonstrasi kembali terjadi. (AFP/Ihs/I-4)