Prancis Memilih antara Anti dan Pro-Uni Eropa

Hym/AFP/BBC/The Local
07/5/2017 21:42
Prancis Memilih antara Anti dan Pro-Uni Eropa
(AFP/POOL/Christophe Ena)

PEMILIH Prancis mendatangi tempat pemungutan suara, Minggu (7/5), untuk memilih presiden baru setelah musim kampanye yang tidak dapat diprediksi membelah negara.

Pemilu kali ini dipantau dengan ketat di seluruh Eropa. Sebab hasilnya akan menentukan masa depan Prancis dan bisa mempengaruhi masa depan Uni Eropa (UE).

Kontestasi putaran kedua mempertemukan dua kandidat yang memiliki pandangan berseberangan soal UE dan migran, yakni kandidat sayap tengah Emmanuel Macron, 39, dan tokoh sayap kanan yang juga pemimpin Partai Front National Marine Le Pen, 48.

Hari pemungutan suara menyusul kampanye roller coaster yang ditandai dengan skandal, kejutan berulang, dan serangan peretas pada menit terakhir yang menargetkan Macron.

Jajak pendapat terakhir menunjukkan Macron, seorang bankir yang pro-UE, unggul dengan selisih lebar atas Le Pen, figur antimigran yang ingin membawa Prancis keluar dari UE. Sebelum insiden peretasan, Macron masih unggul 62% atas pesaingnya yang hanya meraih 38%.

Meski dari survei diketahui Macron bakal menang, para analis mengatakan tingkat golput yang tinggi dapat merusak peluangnya.

Pemberian hak pilih dimulai pukul 08:00 waktu setempat dan sebagian besar dari 66.546 tempat pemungutan suara tutup pukul 20:00 (01.00 Senin). Hasil awal perkiraan mulai diketahui segera setelah prosesi pencoblosan ditutup.

Tingkat partisipasi pemilih adalah 28,2% pada pukul 12:00 waktu setempat, lebih rendah dari pada dua pemilihan presiden sebelumnya. Lebih dari 50.000 polisi dikerahkan untuk menjaga keamanan.

“Tingkat partispasi pemilih di siang hari berada di bawah 30%, lebih rendah dari dua pemilihan sebelumnya pada waktu yang sama,” ungkap Kementerian Dalam Negeri.

Kedua kandidat berada di utara Prancis pada hari pemungutan suara. Macron menunaikan hak pilih di dekat rumahnya di resor tepi laut Le Touquet, sementara Le Pen di kota kelas pekerja Henin-Beaumont, basis utama Partai Front National.

Le Pen berharap bisa menghasilkan kejutan yang akan beresonansi secara luas seperti keputusan Brexit Inggris untuk menarik diri dari UE. Atau bahkan seperti mengulang kemenangan tak terduga Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Lapangan di luar salah satu ikon terkenal ‘Negeri Mode’ di Paris, Museum Louvre, tempat Macron berencana mengadakan pesta kemenangan jika terpilih, dievakuasi pada Minggu (7/5) setelah mencuat peringatan keamanan, kata satu sumber polisi.

Sumber tersebut tidak memberikan rincian tentang kekhawatiran keamanan tadi, hanya mengatakan bahwa area tersebut ditutup dan digeledah oleh tim polisi. "Untuk menghilangkan keraguan," ujar sumber itu. Louvre terletak di tepi sungai Seine di jantung Kota Paris. (OL-4)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya