Militer Mulai Tolak Dukung Presiden Maduro

AP/AFP/CNN/Ire/I-3
07/5/2017 06:18
Militer Mulai Tolak Dukung Presiden Maduro
(Polisi anti huru hara memblokir jalan ke sebuah demonstrasi aktivis oposisi Venezuela di Caracas, Sabtu (6/5). -- AFP PHOTO / FEDERICO PARRA)

JUMLAH korban yang tewas akibat bentrok antara demonstran antipemerintah dan aparat keamanan terkait dengan kekis­ruhan politik yang melanda Venezuela bertambah menjadi 38 orang hingga Jumat (5/5) waktu setempat.
Kendati digoyang unjuk rasa antipemerintah yang marak di sejumlah kota sejak dua bulan lalu, posisi Presiden Nicolas Maduro masih stabil. Jajaran petinggi militer dan kepolisian menyatakan tetap loyal terhadap pemerintahan Maduro.
Namun, kini aksi unjuk rasa yang berlangsung dengan diwarnai ke­kerasan serta aksi penjarahan sejumlah toko telah membuat puluhan perwira militer mulai menarik dukungan terhadap Maduro.
Para tokoh oposisi melaporkan puluhan perwira militer yang tidak loyal terhadap Maduro yang menggantikan Hugo Chavez sebagai presiden telah ditahan.
Tokoh oposisi terkemuka yang pernah menjadi calon presiden ­Venezuela, Henrique Capriles, mengatakan 85 perwira dari berbagai kesatuan militer telah ditahan.
Penahanan dilakukan karena mereka mengaku kecewa dengan tindak­an keras yang dilakukan pasukan Garda Nasional Venezuela terhadap para demonstran yang mendesak Maduro untuk mengundurkan dari jabatan presiden.
Laporan anggota militer yang tidak loyal terhadap pemerintah tidak disampaikan pejabat setempat. Tokoh oposisi Capriles mengaku informasi tersebut didapat dari keluarga anggota militer yang ditahan dan menginginkan diketahui publik.

Mengenai unjuk rasa yang diwarnai kekerasan, hingga Jumat (5/5), jumlah korban tewas menjadi 38 orang. Korban tewas terbaru dilaporkan bernama Hecder Lugo, 22, seorang demonstran yang ditembak di kota industri Valencia.

Presiden Maduro yang didesak mundur telah mengambil berbagai langkah untuk tetap bertahan. Dia berencana untuk merombak konstitusi tanpa persetujuan kalangan oposisi.

“Kami tidak akan membiarkan sebuah rezim fasis dibentuk di sini (Venezuela),” kata pemimpin komisi presiden yang bertanggung jawab dalam reformasi konstitusi, Elias Jaua. (AP/AFP/CNN/Ire/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya