Pilpres Prancis Putaran Kedua, Macron Kecam Berita Palsu

PEMILIHAN presiden (pilpres) putaran kedua dimulai kemarin, sehari setelah kampanye dua kandidat, yakni Emmanuel Macron dan Marine Le Pen, resmi berakhir. Pemungutan suara dimulai di St Pierre dan Miquelon, pinggir pantai Kanada, pada siang hari menurut waktu Paris dan sejam berikutnya di French Guiana, Amerika Selatan.

Pemungutan suara di Prancis metropolitan dijadwalkan mulai berlangsung hari ini pukul 08.00. Sekitar 1,3 juta warga Prancis yang tinggal di luar negeri juga ikut serta.

Sebagian besar pemilih datang dari dua partai besar, yakni Sosialis dan Les Republicains. Tantangan yang sedang dihadapi para wali kota ialah menyediakan tenaga kerja yang cukup untuk menghitung hasil suara.

Di tengah berlangsungnya pemilihan presiden, Macron yang diunggulkan masih dibayangi berita palsu mengenai kepemilikan rekening bank di luar negeri. Berita itu muncul pertama kali dari akun 4chan yang meng­unduh lembaran informasi rekening rahasia seakan-akan milik Macron di First Caribbean Bank, tepat pada hari terakhir kampanye.

Macron pun mengecam tindakan peretas dan menyebut tuduhan tersebut palsu dan kebohongan. Dia mengatakan dirinya telah menjadi target serangan masif peretas sejak pengunduhan data dokumen itu hingga 9 gigabita. Macron juga telah mengajukan tuntutan atas rumor kepemilikan rekening. Tim kampanyenya mengatakan dokumen itu hasil ubahan dari dokumen asli dengan palsu.

Macron curiga Rusia mau membantu Le Pen yang mendukung kebijakan luar negeri Rusia. Bulan lalu, pakar keamanan dari perusahaan Trend Micro membenarkan peretas Rusia menargetkan kampanye Macron, dengan menggunakan e-mail phishing, malware, dan fake net domain agar memiliki akun masuk, kata sandi, dan kredensial lainnya milik staf kampanye.

Server kampanye Macron juga sempat terganggu selama beberapa menit pada Februari setelah serangan yang terjadi di Ukraina. Namun, Rusia membantah menjadi dalang di balik serangan.

Hasil pada putaran kedua dijadwalkan muncul malam ini dan resmi diumumkan Dewan Konstitusional Prancis pada Kamis (11/5). (BBC/France24/Ire/X-6)