Diduga Berafiliasi dengan Gulen, Seorang Kepala Sekolah Turki di Malaysia Diculik

MIOL
04/5/2017 11:59
Diduga Berafiliasi dengan Gulen, Seorang Kepala Sekolah Turki di Malaysia Diculik
(twitter)

SEORANG Kepala Sekolah Turki di Kuala Lumpur Malaysia dinyatakan hilang. Turgay Karaman diduga ditangkap dan diculik atas perintah rezim di Turki saat ini, setelah kudeta yang telah terjadi. Sebanyak lebih dari 100 ribu orang dinyatakan ditahan oleh rezim di Turki saat ini.

Dari Rekaman CCTV yang didapat Independent, Turgay Karaman saat diculik sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan pengacara saat dia dicegat petugas berpakaian preman dan digiring ke dalam mobil yang sudang menunggunya.

Rekaman CCTV yang diambil di tempat parkir bawah tanah itu menunjukkan Karaman, 43, digiring dengan tangan terborgol ke belakang punggungnya pada Selasa (2/5) malam.

Terhadap tindakan tersebut istri Karaman meminta pihak kepolisian Malaysia membebaskan suaminya. "Kami telah tinggal di Malaysia secara legal selama 13 tahun, suami saya memiliki ijin kerja," kata Ayse Karaman diiringi tangis.

Karaman yang selama ini bekerja sebagai Kepala Sekolah Time Internasional, sebuah sekolah Turki di Kuala Lupur, dituduh berafliasi dengan yayasan Gulen. "Lima orang Malaysia menculiknya. Saya meminta pemerintah Malaysia untuk membantu karena dia tidak pernah menyakiti siapapun. "

Namun pihak kepolisian Malaysia mengatakan bahwa Karaman adalah satu dari dua warga Turki yang ditahan karena pelanggaran --yang tidak disebutkan-- terkait dengan keamanan nasional.

Pihak kerabat Karaman khawatir bahwa mereka akan dideportasi ke Turki sebagai bagian dari tindakan keras Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terhadap gerakan "Hizmet" yang dipimpin oleh ulama Fethullah Gulen yang berbasis di AS. Seperti diberitakan sebelumnya, Gulen oleh Erdogan dinyatakan bersalah terhadap kudeta yang gagal tahun lalu.

Pengacara Karaman mengatakan bahwa kliennya dan seorang lagi pengusaha Ihsan Aslan adalah bagian dari pihak yang menerima tindak kekerasan politik. "Namun mereka belum dituntut atas kegiatan Gulen," kata Rosli Dahlan.

Pemerintah Turki telah mengeluarkan perintah penahanan untuk lebih dari 3.000 warganya yang diduga punya keterkaitan dengan upaya kudeta yang gagal. Rosli Dahlan mencatat bahwa penghilangan mereka mirip dengan kasus sebelumnya pada Oktober 2016, ketika tiga orang Turki dilaporkan hilang di Malaysia kemudian ditemukan telah dideportasi ke Turki.

Pemerintah Turki telah meminta negara lain bahwa siapa pun yang dituduh berhubungan dengan gerakan Gulen diekstradisi ke Turki. Di mana lebih dari 110.000 orang telah ditahan dan 47.000 ditangkap secara formal atas perintah pemerintah.

Mereka diantaranya yang berprofesi sebagai wartawan, guru, pegawai negeri dan tentara yang dipenjara dengan tuduhan sebagai teroris karena diduga punya hubungan dengan Gulenists. Adapun Gulen sendiri telah menyangkal bahwa pihaknya yang memimpin kudeta tahun lalu.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya