Sinyal Baru Hubungan Jerman dan Rusia

AFP/Ire/I-3
03/5/2017 09:54
Sinyal Baru Hubungan Jerman dan Rusia
(Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di kediaman Putin di resor Laut Hitam Rusia di Sochi, Rusia, Selasa (2/5). -- AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

KANSELIR Jerman Angela Merkel bertatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sebuah resor di Kota Sochi pada Selasa (2/5) dalam kunjungan perdananya ke Rusia sejak Mei 2015.
Kedua pemimpin akan membahas rencana perdamaian G-20, konflik Ukraina, dan Suriah.

Dengan pertemuan itu, Rusia dan Jerman akan memberi sinyal baru hubungan antarkedua negara.
Sebelumnya Rusia sempat tidak suka dengan ucapan Merkel yang mengomentari peringatan 70 tahun kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II yang digelar di Lapangan Merah, Moskow, Rusia.

Hubungan antara Rusia dan Uni Eropa (UE) sempat mencapai titik terendah setelah era Perang Dingin.
Merkel juga mendukung Blok Eropa itu memberi sanksi kepada Rusia pascabergabungnya Krimea ke Rusia pada 2014 dan munculnya kelompok pemberontak pro-Rusia di wilayah timur Ukraina.

Saat menghadapi tekanan UE, Rusia tidak tinggal diam. Otoritas Rusia mengembargo produk-produk pertanian dari negara Eropa Barat serta menghentikan pasokan gas ke Ukraina.

“Namun, kunjungan Merkel tersebut akan menjadi kesempatan untuk membahas keadaan dan prospek hubungan bilateral saat ini,” demikian pernyataan dari Kremlin.

Pekan lalu Kepala Urusan Luar Negeri UE Federica Mogherini menegaskan kerja sama kedua pihak tidak membeku walaupun ada kendala terkait Ukraina dan Suriah yang berbeda kepentingan dengan Rusia.

Kunjungan Merkel ke Moskow dilaksanakan setelah Putin bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel pada Maret lalu. Saat itu Putin mengundang para pemimpinan negara Eropa Barat untuk melakukan normalisasi hubungan.

Di lain pihak, Merkel akan menjadi mediator utama dengan Putin dalam menyelesaikan krisis politik di Ukraina dan tetap memberi sanksi kepada Rusia hingga perdamaian Ukraina dapat dicapai.

Merkel dan Putin direncanakan untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Presiden Prancis Francois Hollande untuk meningkatkan kesepakatan damai yang telah digagas bulan lalu.
“Ada dua topik yang menyurutkan hubungan ... aneksasi Krimea bertentangan dengan hukum internasional dan destabilisasi Ukraina timur oleh separatis pro-Rusia,” kata juru bicara Merkel, Steffen Seibert.

Namun hingga kini Moskow membantah memberi dukungan militer kepada kelompok pemberontak yang pro-Rusia di wilayah timur Ukraina. (AFP/Ire/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya