THAAD Resmi Beroperasi

Indah Hoesin
03/5/2017 09:53
THAAD Resmi Beroperasi
(Sistem pertahanan antirudal milik Amerika Serikat (AS) yang di namakan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) ditempatkan di bekas lapangan golf di Seongju, Korea Selatan, Selasa (2/5). -- AP Photo/Yonhap/Kim Jun-beom)

SISTEM pertahanan antirudal kontroversial milik Amerika Serikat, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), resmi beroperasi di Korea Selatan, Senin (1/5). Sistem antirudal ini memiliki kemampuan untuk mencegat rudal Korea Utara. Namun, penempatan sistem rudal itu membuat Tiongkok geram.

Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa sistem tersebut hanya mencapai kemampuan awal untuk mencegat rudal. Pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut juga mengatakan kemampuan THAAD akan ditingkatkan pada akhir tahun ini setelah perangkat keras dan komponen tambahan tiba untuk melengkapi sistem ini.

Washington dan Seoul sepakat tentang penempatan baterai sistem antirudal atau Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Juli lalu setelah Korut melakukan serangkaian uji coba rudal.

Sistem canggih milik AS yang ditempatkan di bekas lapangan golf di wilayah selatan, Seongju, itu dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek-menengah selama fase akhir penerbangan.

Direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Srategis dan Internasional, Thomas Karako, menyebut satu-satunya baterai THAAD yang berada di Korsel itu tidak memiliki jangkauan untuk melindungi seluruh Korsel. Namun, Karako menyebut usaha ini merupakan langkah awal yang penting.

“Ini bukan tentang perisai yang sempurna, ini tentang mengulur waktu dan berkontribusi terhadap kredibilitas keseluruhan pencegahan,” ujarnya.

“Korsel dengan THAAD membantu menyampaikan pada Korut bahwa hari ini bukanlah hari yang baik untuk menyerang,” tambahnya.

Balasan Tiongkok
Penempatan THAAD di Korsel telah membuat Tiongkok marah karena khawatir itu akan melemahkan kemampuan rudal balistiknya sendiri. Tiongkok menyebut sistem itu hanya akan mengganggu ke-seimbangan keamanan kawasan.

Beberapa jam setelah militer AS mengonfirmasi THAAD beroperasi di Korsel, Tiongkok segera meminta sistem tersebut dihentikan, kemarin.

“Posisi Tiongkok adalah jelas dan tegas. Kami menolak penempatan sistem THAAD di (Korsel) dan mendesak pihak yang berkaitan untuk segera menghentikan penempatan. Kami akan tegas mengambil langkah yang dibutuhkan untuk mempertahankan kepentingan kami,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang.

Selain itu Geng menyampaikan dukungan atas komentar Presiden AS Donald Trump yang menyebut kesediaannya untuk mempertimbangkan bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un.

“Tiongkok selalu percaya bahwa dialog dan konsultasi merupakan satu-satunya jalan yang dapat terus berjalan dan nyata untuk mencapai denuklirisasi,” ujarnya.

“Kami juga mengatakan berulang kali bahwa AS dan DPRK (Korut) harus membuat keputusan politik sejak awal, melakukan tindakan dan memperlihatkan kepercayaan yang baik. Jadi kita dapat membuat situasi yang lebih baik untuk melanjutkan pembicaraan damai dan menyelesaikan persoalan,” tambahnya.

Beijing juga telah memberlakukan sejumlah tindakan yang terlihat sebagai pembalasan ekonomi terhadap Korsel, termasuk larangan tur kelompok wisata. Grup ritel konglomerat, Lotte, yang sebelumnya merupakan pemilik lapangan golf tersebut juga menjadi target balasan. Beijing menutup 85 dari 99 gerai Lotte yang ada di Tiongkok, sedangkan produsen mobil terbesar Korsel, Hyundai Motor, juga mengalami penurunan penjualan secara drastis di ‘Negeri Tirai Bambu’. (AFP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya