2 Capres Cari Simpati Buruh

Thomas Harming Suwarta
02/5/2017 09:58
2 Capres Cari Simpati Buruh
(Emmanuel Macron (kiri) dan Marine Le Pen---AFP/ Eric FEFERBERG AND ALAIN JOCARD)

DUA calon presiden (capres) Prancis, Emmanuel Macron yang mantan menteri ekonomi dan penantangnya dari sayap kanan, Marine Le Pen, turun ke jalan berunjuk rasa untuk memperingati Hari Buruh Internasional di Paris.

Kedua capres Prancis itu hadir untuk menarik massa buruh pada kampanye mereka dalam memenangi pemilihan presiden putaran kedua pada 7 Mei mendatang.

Dengan kekalahan 19 poin dalam hasil survei terakhir, Le Pen harus berupaya keras untuk mencari dukungan agar bisa memenangi pilpres putaran kedua yang digelar kurang dari sepekan lagi.

Le Pen akan memastikan dirinya sebagai 'kandidat rakyat' ke kelompok kelas pekerja Villepinte. Di lain pihak, Macron akan menghadiri pertemuan di dekat kompleks sains La Villette di derah timur laut Paris. Macron akan menampilkan dirinya sebagai inovator yang berorientasi pada masa depan.

Di sisi lain, dua unjuk rasa besar juga direncanakan digelar di pusat Kota Paris. Pertama, unjuk rasa untuk memprotes Le Pen dan partai Front Nasional yang antiimigrasi. Kedua, unjuk rasa yang mengajak menolak kedua capres Prancis.

Aksi turun ke jalan yang dilakukan serikat pekerja untuk memperingati Hari Buruh Internasional diadakan di seluruh wilayah Prancis. Namun, unjuk yang rasa yang menonjol dan dominan ialah yang menolak mendukung capres Marine Le Pen.

Di Kota Paris, ayah capres Le Pen yang berusia 88 tahun, Jean-Marie Le Pen, dilaporkan akan melakukan long march dari Patung Joan of Arc yang menjadi ikon nasionalis Front Nasional menuju Gedung Opera Paris.

Demonstrasi yang melibatkan ratusan ribu buruh telah pula berdampak pada pilpres Prancis pada 2012. Ketika itu, capres Nicolas Sarkozy yang konservatif harus kehilangan dukungan pemilih dan beralih mendukung capres Francois Hollande dari partai sosialis.

Akan tetapi, pada hari yang sama pada 15 tahun lalu, Jean-Marie Le Pen, ayah capres Marine Le Pen, yang anti-Yahudi, mampu mengejutkan Prancis dan dunia karena dapat lolos ke pilpres putaran kedua dengan menghadapi capres Jacques Chirac.

Saat itu, sekitar 1,3 juta orang turun ke jalan untuk melawan Jean, termasuk 400 ribu orang yang berkumpul di Paris. Akhirnya masyarakat Prancis lebih memilih Chirac yang konservatif dan men-cetak kemenangan telak dengan 82% suara.

Marine Le Pen berupaya dengan berbagai cara untuk mengubah citra partainya, Front Nasional, guna menghilangkan kesan anti-Yahudi seperti ayahnya.

Pada Minggu (30/4), dia meletakkan karangan bunga di sebuah monumen Perang Dunia II yang terkait dengan deportasi massal orang Yahudi secara besar-besaran dari Prancis ke Nazi Jerman. Jumlah orang Yahudi mencapai 76 ribu. (AFP/Ths/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya