Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
AMERIKA Serikat (AS), Rabu (26/4), berjanji menyeret Korea Utara (Korut) ke meja perundingan untuk berdialog terkait dengan program nuklir mereka. Salah satu cara yang akan ditempuh Washington untuk memaksa Pyongyang ialah meningkatkan sanksi.
Namun, Washington menekankan mereka tidak bermaksud membuat rezim Kim Jong-un bertekuk berlutut.
Setelah memberikan keterangan kepada senator di Gedung Putih, pejabat tinggi AS mengatakan Presiden Donald Trump mengusahakan tindakan diplomatik dengan sekutu dan mitra-mitra di kawasan.
“Kami melibatkan anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab meningkatkan tekanan pada (Korut) guna meyakinkan rezim tersebut untuk beralih ke jalur dialog,” kata pernyataan bersama dari Menteri Pertahanan Jim Mattis, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, dan Direktur Intelijen Nasional Dan Coats.
Sebelumnya, Laksamana Harry Harris, yang memimpin Komando Pasifik, menyambut baik langkah terbaru Beijing dalam upaya meredakan ketegangan yang melonjak antara Pyongyang dan Washington. Ia memberikan saran agar solusi nonmiliter tetap menjadi opsi yang paling diinginkan.
“Sangat penting diketahui bahwa kita dipandu tekad yang kuat, baik secara pribadi maupun publik, baik secara diplomatis maupun militer,” kata Harris di Washington.
“Semua pilihan tersedia di atas meja. Kami ingin membuat Kim Jong-un kembali ke akal sehat, bukan berlutut,” imbuhnya.
Selama perjamuan siang di Gedung Putih dengan para duta besar Dewan Keamanan (DK) PBB, Senin (24/4), diplomat senior menyatakan tekad Presiden Donald Trump telah bulat untuk menangani rezim Korut.
“Sangat jelas dia akan menjadi presiden yang akan menangani Korea Utara dan tindakan militer tetap menjadi pilihan,” kata diplomat itu.
Ia melanjutkan penasihat keamanan nasional, HR McMaster, telah mengatakan kepada 15 duta besar bahwa akan ada solusi militer meskipun mereka tidak menginginkannya.
“Idealnya kita melakukan ini dengan damai dan politis, yang berarti melalui Tiongkok. Namun, jika itu tidak berhasil, ada rencana lain, yaitu melalui Amerika Serikat,” kata diplomat yang meminta tidak disebutkan namanya. (AFP/Hym/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved