Demo Anti-Maduro kian Masif

Irene Harty
28/4/2017 07:24
Demo Anti-Maduro kian Masif
(Demonstran antipemerintah bentrok dengan polisi antihuru-hara saat aksi unjuk rasa di Caracas, Venezuela, Rabu (26/4). -- AFP PHOTO/FEDERICO PARRA)

POLISI Venezuela menembakkan gas air mata ke arah para demonstran antipeme-rintah pada Rabu (26/4) waktu setempat.

Gelombang unjuk rasa yang telah berlangsung hampir sebulan belum berakhir. Bahkan, unjuk rasa yang diwarnai bentrokan tersebut telah menewaskan 28 orang.

Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang tidak mampu mengatasi krisis mencoba untuk tetap mempertahankan pemerintahannya. Padahal, demonstran antipemerintah yang didukung oposisi terus mendesak agar Maduro segera mengundurkan diri.

Selama sebulan aksi unjuk rasa, polisi antihuru-hara juga menembakkan meriam air untuk membubarkan para demonstran anti-Maduro di Kota Caracas.

Sebaliknya, para demon­stran melakukan per­lawanan dengan melempari aparat keamanan dengan bom molotov.

Masyarakat Venezuela menuduh Maduro tidak mampu mengatasi krisis pangan, obat-obatan, dan berbagai kebutuhan pokok lainnya. Kendati aparat bertindak brutal, aksi unjuk tidak mereda dan korban tewas terus bertambah.

Dalam aksi unjuk rasa yang terbaru, dua demonstran yang berusia 20 tahun dan 22 tahun dilaporkan tewas. Kantor Kejaksaan Agung melaporkan korban tewas akibat bentrok antara demonstran dan aparat keamanan bertambah menjadi 28 orang.

“Saya rela mati di Venezuela demi menghapuskan kediktatoran,” kata Elizabeth Freites, 77, salah seorang demonstran kepada AFP.

“Saya telah melakukan protes selama hampir sebulan dan saya akan terus melanjutkan sampai kami keluar dari situasi ini,” tambah Freites.

Gunakan preman
Pihak oposisi menuduh pemerintah mengerahkan pa­sukan keamanan untuk bertidak keras terhadap para demonstrasi. Tidak hanya itu, sejumlah preman pro-Maduro juga menyerbu para demonstran antipemerintah.

Tokoh oposisi terkemuka, Henrique Capriles, menyebut aksi penindasan biadab dilakukan pihak berwenang jelang demonstrasi.

Capriles mengaku tidak akan mundur. “Kami akan melawan, kami akan bertahan, kami tidak akan menyerah,” tutur Capriles.

Kendati sebagian besar masyarakat kecewa pada pemerintah, Maduro tidak tinggal diam dengan mengajak para pendukungnya turun ke jalan.

Ribuan pendukung Maduro sempat turun ke jalan di Kota Caracas untuk membela pemerintah. “Kami menyerukan oposisi untuk meninggalkan jalan kekerasan,” kata Freddy Gutierrez, pendukung Maduro.

Terkait dengan krisis politik dan ekonomi yang melanda Venezuela, Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) yang beranggotakan 35 negara, mengadakan pertemuan luar biasa pada Rabu (26/4) waktu setempat.
Sekretaris Jenderal OAS Luis Almagro mencap Maduro sebagai seorang sosialis yang terpilih telah menjadi diktator yang menahan oposisi.

Menanggapi pernyataan Almagro, Menteri Luar Negeri Venezuela Delcy Rodriguez menyatakan negaranya siap menarik diri dari OAS yang mengkritik Presiden Maduro.

Venezuela akan melakukan proses dua tahun untuk menarik diri dari blok OAS yang berbasis di Washington, AS tersebut. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya