Nenek ini Jadi Calon Ibu Negara Prancis

DALAM pemilihan presiden (Pilpres) Prancis, Minggu (23/4), Emmanuel Macron, 39, meraih suara terbanyak dengan 23,9%. Posisi kedua ditempati tokoh sayap kanan, Marine Le Pen, dengan 21,4% suara. Dengan raihan suara tertinggi, Macron, yang mantan bankir dan pro-Uni Eropa, lebih diunggulkan jika dibandingkan dengan Le Pen pada pilpres putaran kedua yang akan digelar 7 Mei mendatang. Dengan latar pengalaman sebagai menteri ekonomi, industri, dan bidang digital, Macron disebut berpeluang besar merebut kursi kepresidenan.

Kelebihan lain, tokoh dari Partai En Marce itu bakal mampu mereformasi ekonomi 'Negeri Mode' secara bijak. Dengan kans besar untuk memenangi pilpres putaran kedua, Marcon yang usianya belum genap 40 tahun itu bakal menjadi presiden termuda 'Negeri Anggur'. "Kami akan mengganti sebuah lembaran sejarah politik Prancis," ucap Macron setelah memenangi pilpres putaran pertama. Siapakah yang bakal menjadi ibu negara jika Macron memenangi pilpres? Siapa perempuan yang mendampingi Macron tinggal di Istana Elysee?

Dia adalah Trogneux, perempuan yang berusia 64 tahun. Dia adalah seorang nenek dengan tujuh cucu. Banyak orang bertanya mengenai kisah cinta Macron dan Trogneux yang memiliki selisih usia 25 tahun itu. Ternyata sejak remaja, Macron telah jatuh cinta kepada Trogneux. Trogneux ialah guru teater di sekolah menengah tempat Macron menempuh pendidikan. Saat menginjak usia 15 tahun, Macron mulai jatuh hati kepada sang guru, Trogneux. Ungkapan cinta muridnya tersebut tentu sangat mengejutkan bagi Trogneux yang ketika itu telah berusia 40 tahun.

"Pada usia 17 tahun, Emmanuel mengatakan kepada saya 'Apa pun yang kamu lakukan, saya akan menikahi kamu'," ucap Trogneux saat bertutur kepada majalah Paris Match, tahun lalu. Akhirnya Macron dan Trogneux menikah pada 2007. Kendati beda usia jauh, Macron mengaku tetap bangga dengan istrinya. "Saya tidak menyembunyikan dia (istrinya)," ucap Macron kepada French TV, beberapa hari lalu. "Dia ada dalam hidup saya."