Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DUA petinggi angkatan bersenjata Afghanistan, yaitu Menteri Pertahanan (Menhan) Abdullah Habibi dan Panglima Militer Qadam Shah Shaheem, mengundurkan diri.
Mereka terpaksa melepaskan jabatan akibat desakan masyarakat pascaserangan mematikan yang dilakukan kelompok militan Taliban terhadap pangkalan militer negeri itu. 'Presiden Ashraf Ghani, kemarin, telah menerima pengunduran diri menteri pertahanan dan kepala militer', tulis sebuah pernyataan dari istana kepresidenan Afghanistan. Sebelumnya, warga Afghanistan yang marah atas serangan kelompok Taliban mendesak Abdullah dan Qadam mundur dari jabatan mereka.
Seperti diketahui, serangan yang terjadi di Kota Mazar-i-Sharif pada Jumat lalu dilakukan sepuluh pria bersenjata lengkap berseragam tentara dan dilengkapi rompi bunuh diri. Dalam aksi, para pelaku memasuki pangkalan militer dan melepaskan rentetan tembakan jarak dekat ke arah pasukan yang sedang berada di masjid dan ruang makan. Hingga saat ini, jumlah korban tewas dan luka-luka akibat serangan itu belum diketahui. Selama ini otoritas Afghanistan enggan merinci jumlah korban akibat serangan sporadis Taliban. Namun, menurut AS, setidaknya 50 tentara telah tewas.
Tidak hanya militer, sebanyak 130 warga sipil ikut menjadi korban dalam sejumlah serangan Taliban belakangan ini. Sementara itu, warga Afghanistan yang mengecam pemerintah karena ketidakmampuan melawan serangan Taliban terus bertambah. Salah satu yang menjadi kekecewaan mereka ialah ketika salah satu rumah sakit militer terbesar di negeri itu diserang Maret 2017 lalu. Puluhan orang tewas dalam insiden tersebut. Pemerintah merespons dengan cara memberikan sanksi kepada petinggi militer. Sebanyak 12 perwira, termasuk dua jenderal, dipecat karena dianggap lalai.
Menurut analis militer, serangan Taliban semakin marak karena faktor kegagalan intelijen. Saat ini, kondisi pasukan keamanan Afghanistan tidak solid karena tengah dilanda berbagai kasus pembunuhan dan desersi. Tidak hanya itu, mereka kini berjuang sendiri melawan kelompok-kelompok gerilyawan sejak pasukan NATO pimpinan AS mengakhiri misi tempur mereka pada Desember 2014. Menurut Badan Pengawas dari AS, SIGAR, jumlah pasukan keamanan Afghanistan yang tewas melonjak 35% pada 2016 atau sebanyak 6.800 personel yang berasal dari tentara dan polisi. Kelompok pemberontak makin perkasa setelah menguasai lebih dari sepertiga wilayah Afghanistan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved