Kampanye Pemilihan Presiden Iran Dimulai

22/4/2017 13:30
Kampanye Pemilihan Presiden Iran Dimulai
(AFP)

KAMPANYE pemilihan Presiden Iran dimulai, kemarin, dengan tanpa diikuti mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang didiskualifikasi Dewan Pelindung.

Meski tanpa kehadiran Ahmadinejad, petahana Hassan Rouhani akan menghadapi tantangan dari kandidat-kandidat garis keras.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendesak Ahmadinejad untuk mundur karena dinilai bisa memicu polarisasi negeri itu setelah ia kerap berseberangan dengan mereka selama masa jabatannya antara 2005 dan 2013.

"Setelah pemimpin tertinggi mengatakan kepadanya untuk mundur, sulit baginya untuk melewati Dewan Pelindung," kata peneliti Iran di International

Institute for Strategic Studies, Clement Therme.

"Dengan masa jabatan keduanya, (Ahmadinejad) bahkan menantang ulama. Dia tidak lagi berguna untuk sistem ini," tambahnya.

Suasana di Iran diliputi kekecewaan akibat kegagalan Rouhani dalam membangun kembali hubungan ekonomi dengan Barat, terutama lewat kesepakatan nuklir yang berakhir kecaman.

Komisi pemilihan memutuskan debat TV akan dilarang tanpa alasan. Keputusan tersebut dikritik Rouhani dan kandidat lainnya.

Kampanye diperkirakan baru dimulai pekan depan meski Dewan Pelindung memerintahkan mereka untuk segera memulainya demi menarik minat para pemilih.

"Mereka membutuhkan legitimasi, jumlah pemilih, bahkan lebih penting daripada hasilnya," kata Therme.

Pemilihan Presiden Iran dikontrol secara ketat oleh Dewan Pelindung yang hanya mengizinkan 6 kandidat laki-laki dari 1.636 kandidat yang mendaftar pekan lalu untuk pemilihan yang akan digelar pada 19 Mei.

Tidak satu pun dari kandidat tersebut perempuan.

Dewan juga menolak upaya parlemen Iran, Majels, untuk menetapkan kriteria kandidat presiden yang akan mereka pilih.

Jika tidak ada kandidat menang lebih dari 50%, pemilihan presiden putaran kedua akan diadakan seminggu kemudian.

Rouhani, ulama politik moderat, meraih kemenangan terakhir kali dengan 51% di babak pertama dengan bantuan kubu konservatif yang terpecah.

Diperkirakan, penantang terkuat Rouhani ialah mantan hakim dan ulama berusia 56 tahun, Ebrahim Raisi, yang diketahui dekat dengan Khamenei. (AFP/Ire/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya