Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEBUAH bom bunuh diri meluluhlantakan bus yang membawa pengungsi Suriah di sebelah barat Aleppo, Rasyidin, dan menewaskan 43 orang.
Kelompok Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah (SOHR) mengatakan serangan bom tersebut menargetkan bus yang membawa warga yang berhasil dievakuasi dari dua kota yang dikuasi pemerintah, Fuaa dan Kafraya, setelah sebuah kesepakatan dicapai antara rezim Presiden Bashar al-Assad dan kelompok pemberontak.
"Pelaku bom bunuh diri mengemudi sebuah van yang seharusnya membawa pasokan bantuan dan meledak di dekat bus-bus pengungsi," ujar SOHR.
SOHR juga mengatakan sebagian besar korban tewas adalah pengungsi namun beberapa pemberontak yang mengawal bus juga tewas. Sementara itu korban luka termasuk beberapa anak-anak telah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Serangan terjadi pada Sabtu (15/4) ketika ribuan pengungsi menanti untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju Aleppo, Latakia atau Damaskus. Terutama setelah terjebak di jalanan karena perselisihan atas jumlah pemberontak yang diizinkan meninggalkan dua kota tersebut.
Rombongan tersebut terdiri dari 5.000 orang yang telah hidup di bawah kepungan perang selama dua tahun dan bersama 2.200 orang yang juga dievakuasi dari Kota Madaya pada Jumat (14/4). Namun menurut SOHR, pasca ledakan proses evakuasi kembali dilanjutkan.
Wartawan AFP yang berada di tempat kejadian mengatakan sejumlah bagian tubuh dan darah berserakan di tanah. Kelompok pemberontak Ahrar al-Sham segera mengutuk serangan tersebut.
"Kami menolak setiap tuduhan yang ditujukan pada oposisi untuk kejahatan keji ini. Peran kami adalah untuk mengamankan warga sipil tidak membunuh mereka," tulis seorang pejabat senior oposisi di media sosial Twitter.
Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris, Boris Johnson, menyebut Assad adalah arch-terrorist (arsitek teroris) dan meminta Rusia untuk mulai menyadari bahwa Presiden Suriah tersebut 'beracun'.
Dalam sebuah artikel surat kabar Sunday Telegraph, Johnson menyebut sekutu Assad, Moskow, masih punya waktu untuk berada di sisi yang benar. "Assad menggunakan senjata kimia karena mereka tidak hanya mengerikan dan tanpa pandang bulu. Mereka juga menakutkan," tulis Johnson.
"Dalam arti bahwa dia (Assad) adalah 'arch-terrorist' yang telah menyebabkan balas dendam yang tidak pernah habis karena dirinya tidak pernah bisa akan kembali memerintah rakyatnya lagi," tambahnya.
Menlu Inggris tersebut juga mengatakan Assad secara harfiah dan kiasan 'beracun' dan sudah saatnya Rusia sadar akan fakta tersebut.
Sebelumnya Johnson telah mengkritik negara G7 yang gagal menerapkan sanksi baru yang diajukannya untuk menentang tokoh-tokoh senior Suriah dan sekutunya, Rusia, setelah serangan senjata kimia yang terjadi di Provinsi Iblib dan menewaskan puluhan penduduk sipil termasuk anak-anak.
Perang Suriah telah menewaskan lebih dari 320.000 orang sejak meletus pada 2011, lebih dari setengah populasi negeri tersebut juga telah dipaksa meninggalkan rumah dan ratusan ribu orang lainnya masih terperangkap di bawah kepungan. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved