Jutaan Orang bakal Tewas akibat Rokok

(AFP/Ire/I-1)
15/4/2017 09:43
Jutaan Orang bakal Tewas akibat Rokok
(ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)

PENYAKIT akibat merokok diperkirakan akan menewaskan 200 juta warga Tiongkok dan memiskinkan puluhan juta lainnya pada abad ini. Tiongkok merupakan negara dengan konsumen dan produsen tembakau terbesar. Industri rokok telah menyumbang penerimaan negara yang sangat besar. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan United Nations Development Program (UNDP), pada 2015, pemerintah Tiongkok mendapat laba 1,1 triliun yuan (US$160 miliar), naik 20% dari tahun ke tahun. Namun, kedua badan dunia itu mengatakan Tiongkok akan mengalami kerugian ekonomi jika tidak segera mengurangi populasi perokoknya.

Laporan yang diberi judul The Bill China Cannot Afford memperkirakan total biaya ekonomi tahunan dari penggunaan tembakau di negara ini pada 2014 ialah 350 miliar yuan, naik 10 kali lipat dari 2000. "Jika tidak ada yang dilakukan untuk mengurangi (tingkat kematian) dan memperkenalkan kebijakan lebih progresif, itu bisa menghancurkan kesehatan orang di seluruh negeri dan perekonomian Tiongkok secara keseluruhan," kata Perwakilan WHO di Tiongkok, Bernhard Schwartlander, Jumat (14/4).

Perhitungan itu mencakup biaya pengobatan langsung penyakit terkait tembakau dan biaya tidak langsung seperti produktivitas kerja yang hilang. "Kenaikan pesat biaya yang terkait dengan penggunaan tembakau di Tiongkok tidak berkelanjutan," tambah Schwartlander. Sebanyak 28% dari semua orang dewasa dan 50% laki-laki di Tiongkok diperkirakan merokok secara teratur. Migran dari desa ke kota lebih mungkin menjadi perokok. Mereka berisiko miskin saat dikenai biaya medis yang terlalu besar akibat merokok.

Ini bertentangan dengan tekad pemerintah untuk memberantas kemiskinan nasional pada 2020. Kedua badan dunia itu merekomendasikan kebijakan bebas asap rokok di seluruh negeri mirip dengan undang-undang di Beijing dan Shanghai. Di kedua kota itu, merokok dilarang di sebagian besar tempat umum. Namun, penegakan langkah antimerokok sulit diwujudkan karena pejabat China National Tobacco Corp milik negara juga memimpin regulator tembakau nasional.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya