Kekuatan Islamic State di Afghanistan Runtuh

Irene Harty
15/4/2017 08:40
Kekuatan Islamic State di Afghanistan Runtuh
(AP/ NORTHWEST FLORIDA DAILY NEWS/MARK KULAW)

KEKUATAN Islamic State (IS) di Afghanistan diperkirakan ambruk setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom induk (mother of bomb) di markas mereka di terowongan di Distrik Momand Dara, Afghanistan Timur, Jumat (14/4). Bom nonnuklir terbesar yang dimiliki militer AS itu menewaskan puluhan anggota mereka dan menjadi peringatan bagi kelompok yang lebih besar lagi, yakni Taliban, menjelang serangan besar-besaran kelompok itu. Ledakan bom bergema bermil-mil itu menimbulkan api dan menghancurkan jaringan bawah tanah IS, yakni terowongan dan gua-gua tambang untuk menangkal serangan darat pasukan Afghanistan dan AS.

"Ledakan itu yang terbesar yang pernah saya lihat," kata Gubernur Achin, Esmail Shinwari. Sumber milisi Afghanistan mengatakan dari sebuah lokasi yang dirahasiakan bahwa penduduk setempat menggambarkan tanah bergetar seperti gempa bumi dan orang-orang pingsan akibat ledakan bom raksasa itu. "Orang-orang sudah mulai pergi karena takut ada bom lagi," katanya. Gudang senjata itu dilumpuhkan setelah pertempuran intensif selama seminggu terakhir dan pasukan darat Afghanistan yang didukung AS berjuang untuk memperluas wilayah. Tentara pasukan khusus AS tewas pada Sabtu (8/4) di Nangarhar saat melakukan operasi anti-IS.

Nangarhar, yang berbatasan dengan Pakistan, dikenal sebagai sarang IS. IS yang terkenal dengan teror di Suriah memasuki Afghanistan beberapa tahun terakhir dan menarik minat banyak anggota Taliban. Militer AS telah melakukan sejumlah serangan udara ke markas kelompok militan itu sejak Agustus tahun lalu. Pakar keamanan mengatakan IS telah membangun benteng-benteng dekat rumah penduduk. Namun, pemerintah mengatakan ribuan keluarga lokal telah melarikan diri dalam pertempuran beberapa bulan terakhir.

"Tindakan pencegahan ini diambil untuk menghindari korban sipil," kata Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, di Twitter. Ghani membenarkan bom dirancang untuk mendukung upaya Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan (ANSF) dan pasukan AS untuk melakukan operasi pembersihan di wilayah itu. Pengeboman menandai lonjakan serangan militer AS melawan kelompok-kelompok militan dunia.

Kritik
Namun, beberapa pejabat mengecam izin yang diberikan Ghani untuk menjadikan negeri mereka sebagai medan uji coba senjata itu. Mereka mengatakan kelompok tersebut hanya menguasai sedikit wilayah dan bukan ancaman besar. "Saya menilai penggunaan bom nonnuklir terbesar, yang disebut induk dari semua bom, di tanah kami tidak bertanggung jawab dan tidak produktif," papar Omar Zakhilwal, utusan khusus Afghanistan untuk Pakistan, melalui Twitter. "Jika bom-bom besar solusi, kami merupakan tempat yang paling aman di muka bumi saat ini," sambungnya. Taliban juga mengecam penggunaan senjata berat AS di Afghanistan. Namun, komandan AS di Afghanistan, John Nicholson, menegaskan bom itu sebagai senjata yang tepat terhadap target yang benar. (AFP/Ire/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya