Teror Warnai Perayaan Tahun Baru

Andhika Prasetyo
02/1/2016 00:00
Teror Warnai Perayaan Tahun Baru
(AFP / SAEED KHAN)
SEJUMLAH ancaman teror datang sebelum perayaan pergantian tahun digelar di sejumlah negara. Namun, kendala-kendala itu tidak menyurutkan warga dunia untuk merayakan detik-detik memasuki 2016. Di Jerman, setengah jam jelang perayaan dimulai pada Kamis (31/12) malam, kepolisian setempat mensterilkan dua stasiun kereta di selatan Kota Muenchen. Pengosongan dua stasiun tersebut dilakukan setelah aparat Jerman mendapatkan informasi dari intelijen Prancis soal rencana penyerangan oleh kelompok radikal Islamic State (IS). "Kami memburu sekitar lima hingga tujuh orang (pelaku yang berencana menyerang)," ujar kepolisian Jerman pascamendapatkan informasi dari Prancis.

Kewaspadaan serupa dilakukan di Kota Brussels, Belgia. Aparat keamanan setempat menangkap lima orang yang diduga hendak melakukan aksi terorisme pada malam pergantian tahun. "Pihak berwenang pun menyusuri tujuh lokasi. Penyusuran itu ditujukan untuk memburu pihak yang memiliki rencana untuk melakukan serangan di perayaan tahun baru," jelas Kantor Kejaksaan Belgia. Selain menangkap lima orang yang diduga penebar teror, aparat keamanan Belgia juga menahan satu orang yang diduga terlibat dalam serangan bom dan serangan bersenjata yang mematikan di Paris, Prancis, pada 13 November 2015 lalu. Suasana pesta pergantian tahun kali ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, khususnya yang ada di negara-negara Barat.

Perbedaan itu disebabkan tragedi penyerangan yang dilakukan kelompok IS dan menewaskan 130 orang di Paris, Prancis. Demi mengantisipasi situasi dan keadaan yang tidak diharapkan, hampir seluruh wilayah Eropa bersiaga dan waspada penuh dengan mengerahkan kekuatan aparat keamanan demi mengawal perayaan detik-detik menuju pergantian tahun.

Prancis siaga
Karena tidak mau kecolongan untuk kedua kalinya, Pemerintah Prancis mengerahkan lebih dari 100 ribu personel kepolisian yang disebar di seluruh penjuru negeri. Otoritas Amerika Serikat (AS) melakukan kesiagaan serupa. Di New York, Amerika Serikat, sekitar 6.000 polisi yang bersenjata dikerahkan untuk menjaga keamanan masyarakat yang berkumpul di Times Square. Pihak aparat keamanan 'Negeri Paman Sam' itu berhasil menangkap seorang pria bernama Emanuel Lutchman. Pria itu diduga berencana melakukan aksi pembunuhan sebagai pengabdian kepada Islamic State pada malam tahun baru.

"Ia (Lutcman) berencana akan melakukan serangan bersenjata terhadap warga sipil di sebuah restoran atau bar yang terletak di daerah Rochester, New York," ujar Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan. Departemen Kehakiman AS mengatakan pria berusia 25 tahun tersebut mengaku mendapatkan arahan dari anggota IS di luar negeri. Jika itu benar, aparat keamanan setempat telah sukses menjaga perayaan tahun baru. Polisi Turki yang tengah bersiaga juga menangkap dua orang yang diduga anggota IS.

Kedua orang itu dituduh hendak melakukan penyerangah di pusat Kota Ankara. Dari Moskow, Rusia, polisi setempat terpaksa menutup Lapangan Merah yang terkenal untuk pertama kalinya. Padahal Lapangan Merah tersebut selalu dikunjungi puluhan ribu wisatawan. Inggris yang tergabung dalam pasukan koalisi militer pimpinan AS juga bersiaga penuh. Bahkan sekitar 3.000 orang aparat keamanan dikerahkan dan disebarkan di sekitar Kota London. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya