Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KANDIDAT presiden dari kubu sayap kiri Prancis, Jean-Luc Melenchon, secara mengejutkan berhasil menarik puluhan ribu pendukung dalam kampanye terbuka di Paris, Minggu (9/4). Hal itu menandai lonjakan tajam popularitas Melenchon dua pekan menjelang hari pemilihan. Jajak pendapat terakhir menunjukkan Melenchon menempel ketat Emmanuel Macron dan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen yang sejak awal selalu memimpin. Lonjakan dukungan terhadap Melenchon tidak terlepas dari dua debat terakhir pada akhir pekan ini. Seusai debat tersebut, dia berada di posisi ketiga dengan dukungan sebanyak 18%-19%.
Hal yang juga membuat dukungan terhadap Melenchon melonjak tajam ialah programnya yang dianggap radikal. Misalnya, rencana stimulus 100 miliar euro (Rp1403,6 triliun), pengurangan jam kerja mingguan, proposal perombakan Uni Eropa, dan penarikan Prancis dari Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Saat berbicara di Marseille, Melenchon mengatakan pemilih punya pilihan lain selain ekstrem kanan dan penggemar pasar bebas yang menjanjikan dapat mengubah penderitaan dan ke-sengsaraan. Majalah berhaluan kiri L'Obs memberi komentar bahwa lonjakan dukungan terhadap Jean-Luc Melenchon di antara kandidat yang ada menghancurkan semua prediksi selama ini.
Calon lain yang tengah dililit skandal korupsi, Francois Fillon, juga masih terus menggalang dukungan, seperti yang dilakukannya bersama ribuan pendukung di sebuah gedung pertemuan Paris. "Saya tidak meminta Anda untuk mencintai saya. Saya meminta Anda untuk mendukung saya, karena itu adalah kepentingan Prancis," kata Fillon kepada pendukungnya. Salah seorang mantan menteri dan sahabat dekat Fillon yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, "Jika dia tidak naik beberapa poin (dalam jajak pendapat) pekan ini, dia sudah berakhir."
Di pihak lain, Marine Le Pen menuai kritik dari kelompok-kelompok Yahudi terhadap wawancaranya saat dia menyangkal bahwa Prancis bertanggung jawab atas deportasi warga Yahudi di Paris. "Saya berpikir bahwa secara umum, jika ada orang yang bertanggung jawab, itu orang-orang yang berkuasa pada saat itu. Ini bukan Prancis," katanya kepada televisi LCI. CRIF, organisasi Yahudi, menyebut komentar itu menjadi penghinaan pada Prancis sendiri sebab pada 1995 Prancis telah mengaku bertanggung jawab atas deportasi warga Yahudi ketika itu.
Dalam kampanyenya, Le Pen dan sekutu dekatnya terus mengampanyekan visi mereka tentang Prancis nasionalis, anti-Uni Eropa dan mata uang euro, dan lebih keras mengkritik kebijakan imigrasi dan radikalisme. Kandidat lain, Emanuel Macron, terus memerinci hal-hal yang menjadi prioritasnya dalam beberapa bulan pertama jika dia terpilih sebagai presiden.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved