Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
UMAT Kristen Koptik di Mesir berbicara mengenai kejadian mengerikan pada Minggu (9/4) seusai bom menghancurkan gereja mereka saat misa Minggu Palma. Suasana horor begitu terasa dengan banyaknya potongan tubuh, bangku yang rusak, hingga para korban yang berlumuran darah. "Ada ledakan keras di dekat altar. Tiba-tiba semuanya menjadi hitam, orang beterbangan di atas satu sama lain," kata seorang jemaat, Edmon Edward. Dia menghadiri misa Minggu Palma di Gereja Mar Girgis, Tanta, dengan saudaranya, Emil, saat serangan yang diklaim kelompok Islamic State (IS) itu terjadi.
Ledakan itu menewaskan sedikitnya 27 orang dan berlanjut ke gereja di Alexandria yang menewaskan 17 orang. Di rumah sakit, saksi yang terluka mengatakan kepada televisi pemerintah, "Saya hanya merasa api menyambar wajah saya. Saya mendorong saudara saya yang duduk di sebelah saya lalu saya mendengar orang-orang mengatakan, Ledakan!" Nabil Nader, 65, yang tinggal di seberang gereja, mengatakan tiga baris pertama dari bangku di gereja hancur setelah ledakan. "Saya mendengar ledakan dan berlari. Saya menemukan orang terkoyak. Beberapa orang hanya bertubuh setengah," kata dia.
"Ayah teman anak saya ada di barisan depan. Kami hanya menemukan sepatunya," lanjutnya dengan suara parau. "Para korban hancur. Beberapa mengalami luka dalam, beberapa benar-benar terbakar," ujar mahasiswa keperawatan di rumah sakit, Mohammed. Sirene polisi meraung tanpa henti di sekitar kota saat ambulans mengangkut para korban ke rumah sakit. Pasukan keamanan mengamankan gereja. Namun, warga di sekitar gereja geram. Meskipun ada detektor logam, pelaku pengeboman ternyata bisa masuk gedung tanpa halangan.
"Bagaimana bom bisa masuk, sementara polisi-polisi berada di luar gereja?" tanya Nagat Assaad sembari berkaca-kaca. "Apa gunanya detektor? Kami tidak menginginkan perlindungan mereka!" Adegan serupa terjadi di Alexandria. Beberapa jam setelah serangan itu, seorang perempuan Koptik marah pada polisi yang mengeblok akses ke gereja. "Apa gunanya menutup jalan sekarang? Anda harus melakukannya sebelum ledakan!" ucapnya. Puluhan umat Kristen Koptik berkumpul di dekat lokasi kejadian, mengacungkan salib kayu dan berteriak 'Oh Tuhan, kasihanilah'.
Warga Kristen Koptik di Mesir berulang kali menderita akibat serangan jihad, merasa ditinggalkan, dan didiskriminasi pihak berwenang di negara berpenduduk mayoritas muslim itu. Akan tetapi, ketakutan mereka tidak menggoyahkan iman sebagai umat Kristen Koptik. "Kami Kristen dan akan tetap Kristen," tegas perempuan umat Kristen Koptik di Tanta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved