Pelaku Serangan Teridentifikasi

Indah Hoesin
11/4/2017 01:15
Pelaku Serangan Teridentifikasi
(AP Photo/Markus Schreiber)

POLISI Swedia, Minggu (9/4) waktu setempat, mengatakan pelaku serangan truk di pusat Kota Stockholm merupakan seorang pekerja konstruksi asal Uzbekistan yang diyakini telah menjadi simpatisan kelompok Islamic State (IS). Pelaku yang memiliki empat anak itu, menurut polisi, pernah mengajukan izin tinggal permanen pada 2014, tetapi ditolak pada 2016 dan sejak itu menghindari deportasi. "Pada Desember 2016, pelaku diberi tahu badan imigrasi bahwa dia memiliki empat minggu untuk meninggalkan Swedia. Pada Februari 2017, kasus itu diserahkan kepada polisi karena pelaku telah bersembunyi," ujar pejabat kepolisian senior Swedia Jonas Hysing.

Harian Swedia Expressen dan Aftonbladet menyebut pelaku bernama Rakhmat Akilov. Kedua surat kabar itu juga menerbitkan foto pelaku. Pelaku diduga mengendarai truk bir yang dicuri di jalan yang dipenuhi pejalan kaki pada Jumat (7/4) sore waktu setempat kemudian menghantam para pengunjung sebelum menabrak pusat perbelanjaan Ahlens. Aksi itu menewaskan empat orang. Pelaku telah ditangkap pada Jumat (7/4) malam waktu setempat di kawasan Marsta, sekitar 40 kilometer sebelah utara Stockholm. Expressen menyebutkan pelaku telah mengakui serangan tersebut dan mengaku 'senang dengan apa yang telah dilakukannya dan mencapai apa yang telah ditargetkannya'.

Meskipun motif pria 39 tahun tersebut belum diketahui, metode serangan serupa dengan teror sebelumnya yang terjadi di Nice, Berlin, dan London, yang semua serangan tersebut diklaim IS. Menurut laporan media, polisi juga telah menggerebek sebuah apartemen yang diyakini tempat Akilov tinggal selama beberapa bulan di Varberg, wilayah kelas pekerja di pinggiran Stockholm. Penghuni apartemen yang sama dengan Akilov mengatakan pria tersebut 'tidak terlalu religius' dan seseorang yang gemar 'berpesta dan minum'. "Dia tidak pernah berbicara tentang politik atau agama, dia juga tidak berdoa lima kali sehari," ujarnya.

Penghormatan
Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven bersama sebagian besar keluarga kerajaan dan Wali Kota Stockholm Karin Wanngard menggelar upacara penghormatan terakhir bagi para korban di luar Balai Kota Stockholm pada Senin (10/4) pukul 10.00 waktu setempat. Upacara serupa menurut rencana juga akan digelar di kota lainnya di seluruh Swedia. Kumpulan karangan bunga, lilin, dan boneka juga memenuhi lantai pusat perbelanjaan di Stockholm pada Minggu (9/4). Tempat tersebut dipenuhi sekitar 50 ribu orang yang menggelar aksi persatuan. "Kami berbicara, kami tidak berperang, Saya pikir sangat penting untuk tetap kuat bersama, melawan apa pun yang membahayakan masyarakat kita yang berdasarkan demokrasi," ujar Marianne, salah satu pengunjung.

Terlihat seorang wanita membagikan bunga mawar kepada dua petugas kepolisian yang tengah menjaga alun-alun. "Serangan itu tidak akan mengubah apa-apa," ujar pengunjung lainnya, Mikael Berggren, yang datang bersama dua anaknya. Dengan mengusung tema Love manifestation, aksi itu juga dihadiri sejumlah politikus, aktivis, dan artis di Swedia. Wali Kota Stokholm yang turut hadir dalam acara tersebut menggambarkan kota tersebut sebagai tempat terbuka, penuh kasih, dan toleran. "Horor tidak dapat menang, horor tidak akan pernah menang, kami yang akan menang (dengan) keterbukaan dan kebaikan," ujar politikus Sosial Demokrat tersebut. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya