Wisatawan Asing Berbaur di Maraton Pyongyang

(AFP/Ihs/I-1)
10/4/2017 03:00
Wisatawan Asing Berbaur di Maraton Pyongyang
(AFP PHOTO / Ed JONES)

RATUSAN wisatawan asing berbaris di Stadion Kim Il-sung di Pyongyang, Korea Utara (Korut), Minggu (9/4). Pemandangan tidak biasa di stadion dengan kapasitas 40 ribu lebih orang itu terjadi dalam acara maraton tahunan Korut. Maraton itu merupakan puncak pariwisata di negara komunis itu. Tepuk tangan penonton riuh terdengar ketika para pelari berkumpul di lapangan buatan. Potret pendiri Korut, Kim Il-sung dan penerusnya, Kim Jong-il, tersenyum ramah dari atap stadion. Acara ini merupakan bagian dari peringatan ulang tahun Kim Il-sung pada 15 April, 105 tahun lalu. Sejumlah pejabat Korut terlihat memenuhi bagian VIP dengan empat di antaranya memakai seragam militer.

Hampir 2.000 orang turut meramaikan acara dan setengah jumlah tersebut ialah wisatawan asing yang datang dari Eropa dan negara Barat lainnya. Wisatawan asing ini seakan tidak khawatir datang ke negara yang tengah dijatuhi sejumlah sanksi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena program nuklir dan rudal balistik miliknya. "Ini sedikit tidak biasa, di mana kita berada?" ujar seorang wisatawan asal Irlandia, Richie Leahy, 35, yang menyukai liburan yang lebih dari sekadar petualangan. "Ini seperti mencapai semua tujuan. Saya hadir dalam acara olahraga di Korut. Itu bukan sesuatu yang semua orang bisa katakan," ujarnya.

Ketegangan geopolitik yang tengah melanda ternyata juga tidak mencegah para penonton untuk bersorak gembira dan menyemangati di sepanjang rute para pelari.
Pertemuan spontan dengan penduduk Korut biasanya jarang terjadi. "Benar-benar berada bersama orang-orang, menyapa mereka, menyentuh mereka. Ini benar-benar sesuatu," ujar Soleiman Dias, seorang direktur sekolah internasional dari Fortaleza di Brasil. "Ini ialah pengalaman seumur hidup," tambahnya.

Di antara sejumlah sanksi yang diberikan PBB terhadap Korut termasuk larangan ekspor batu bara yang menjadi penghasil mata uang asing terbesar Korut. Namun, sektor pariwisata tidak pernah dilarang secara langsung. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) pun telah mendesak warganya untuk menghindari semua perjalanan ke utara. Namun, artis AS, Tamara Bedford, yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada AFP, "Penggambaran media Barat dari tempat-tempat ini berbeda dari kenyataan di lapangan." "Itu salah satu alasan saya datang ke sini. Saya tidak melakukan sesuatu yang terlarang, tetapi saya hanya ingin mengalaminya sendiri," ujarnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya