Suriah Tetap Didukung Sekutu

Indah Hoesin
10/4/2017 02:31
Suriah Tetap Didukung Sekutu
(AP Photo/Ebrahim Noroozi)

PANGLIMA militer Rusia dan Iran menegaskan akan tetap memerangi terorisme di Suriah. Penegasan disampaikan sehari setelah Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan rudal ke pangkalan udara Suriah pascaserangan gas yang menewaskan puluhan orang. Kantor berita Iran, IRNA, mengatakan Panglima Militer Rusia Jenderal Valery Gerasimov dan Panglima Militer Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dalam pembicaraan melalui sambungan telepon sama-sama 'mengutuk' operasi AS di pangkalan udara Suriah yang merupakan agresi terhadap sebuah negara merdeka.

Menurut kantor berita Iran, Mehr, pemimpin militer Iran dan Rusia tersebut juga mengatakan akan terus melanjutkan kerja sama militer mereka dalam mendukung Presiden Bashar al-Assad sampai semua 'teroris dan pendukungnya dikalahkan'. Dalam sebuah pernyataan mereka juga menyebut serangan AS bertujuan untuk memperlambat kemenangan tentara Suriah dan sekutunya serta memperkuat kelompok teroris. Rusia dan Iran merupakan sekutu terdekat Al-Assad yang melabeli semua penentang rezimnya sebagai teroris.

Sebelumnya, Jumat (7/4) pagi, kapal perang AS di Mediterania meluncurkan rentetan 59 rudal ke pangkalan udara Suriah di Shayrat. Tindakan AS ini dilakukan setelah 87 orang, termasuk 31 anak-anak, tewas dalam serangan gas beracun yang diduga diluncurkan rezim Al-Assad di wilayah yang dikuasai pemberontak di Khan Sheikhun. Damaskus telah menyangkal melakukan serangan itu. Ini juga sekaligus menjadi tindakan militer langsung yang pertama dilakukan Washington terhadap pemerintahan Al-Assad.

Pascaserangan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, menuding AS tengah bermain 'terorism game' dalam pembicaraan telepon dengan Menlu AS, Rex Tillerson. Lavrov mengatakan tuduhan AS terhadap Suriah 'tidak akurat dan tidak meyakinkan'. Presiden Iran, Hasan Rouhani, pada Sabtu (8/4), juga mengecam Presiden AS, Donald Trump, atas serangan udara Washington. "Orang yang kini berada di kantor di AS mengklaim bahwa dirinya ingin memerangi terorisme, tetapi hari ini semua teroris di Suriah tengah merayakan serangan AS," ujarnya.

Prioritas AS
Berbicara dalam sebuah acara televisi yang disiarkan pada Minggu (9/4), Menlu AS Tillerson bersikeras tidak khawatir kemungkinan aksi pembalasan oleh Moskow karena negara 'Beruang Merah' 'tidak pernah ditargetkan dalam serangan' dan menyebut membasmi kelompok Islamic State (IS) ialah prioritas utama AS di Suriah. "Setelah ancaman dari IS berkurang atau dihilangkan, saya pikir kami bisa mengalihkan perhatian untuk langsung menstabilkan situasi di Suriah," ujarnya.

"Kita berharap dapat mencegah kelanjutan perang saudara dan bahwa kita dapat membawa pihak yang berkonflik ke meja dan memulai proses diskusi politik," tambahnya sambil menegaskan hal itu akan membutuhkan partisipasi rezim Al-Assad dan sekutunya. Sementara itu, Kelompok Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah (SOHR) pada Sabtu (8/4) melaporkan sebuah serangan udara di Urum al-Joz, kota lainnya di Provinsi Idlib, menewaskan 18 penduduk sipil termasuk 5 anak.

SOHR menuding serangan dilakukan pesawat Rusia. Provinsi Idlib merupakan wilayah yang dikuasai oleh kelompok pemberontak termasuk bekas jaringan Al-Qaeda.
(AFP/AP/Ihs/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya