Fasilitas Radioterapi Masih Jauh dari Kebutuhan

Ardi Teresti Hardi
07/4/2017 19:45
Fasilitas Radioterapi Masih Jauh dari Kebutuhan
(Ilustrasi)

PEMANFAATAN teknologi nuklir untuk pengobatan penyakit kanker semakin dibutuhkan. Namun, pemanfaatan teknologi tersebut tidak dapat sembarangan karena fasilitas radioterapi harus memenuhi standar keselamatan radiasi.

''Rumah sakit yang menggunakan fasilitas radioterapi terus bertambah, hanya saja jumlahnya masih jauh dari kebutuhan," kata Ketua Komite Penangulangan Kanker Nasional Soehartati Gondhowiardjo, di sela rapat
koordinasi terkait temuan dan kendala yang dihadapi pengguna radioterapi selama 2016 di Yogyakarta, Jum'at (7/4).

Padahal jumlah penderita kanker yang memanfaatkan teknologi ini cukup tinggi. Soehartati mengatakan, 60% atau 140 ribu pasien kanker membutuhkan radiasi. Walau masih membutuhkan fasilitas radioterapi yang banyak, pengadaannya tidak bisa sembarangan. ''Semua proses dilakukan dengan sangat ketat, dari mulai rencana pelayanan, pengadaan alat, hingga fasilitas gedungnya,'' imbuhnya.

Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto juga sependapat dengan pentingnya faktor keselamatan dalam pengoperasionalan peralatan radioterapi. Pasalnya, temuan yang signifikan adalah munculnya paparan neutron di pintu linac 10 MV.

''Pelimbahan sumber radioaktif, baik dari teleterapi Co-60 maupun brakhiterapu curientron juga menjadi kendala di rumah sakit (RS),'' ungkapnya.

Bapeten mencatat saat ini ada 16 RS yang memanfaatkan 22 unit teleterapi Co-60 dengan lima unit di antaranya proses disposal (pelimbahan). Tiga RS yang memanfaatkan tiga unit brakiterapi Co-60. Kemudian, dua RS yang masih memiliki dua unit brakiterapi Cs-137 (curientron) yang sudah tidak operasional. Lalu, 13 RS yang mengoperasikan 14 unit brakhiterapi Ir-192.

Kemudian ada 21 RS yang mengoperasikan 26 unit linac energi 10 MV atau lebih. Selanjutnya empat RS yang mengoperasikan empat unit linac energi 6MV. Berikutnya ada satu rumah sakit yang mengoperasikan satu unit tomoterapi, satu rumah sakit yang mengoperasikan satu unit gamma knife, dan dua RS yang mengoperasikan blood irradiator dengan co-60.

''Pada 2017 ini ada beberapa rumah sakit yang sedang tahap instalasi dan komisioning. Di antaranya 5 rumah sakit akan mengoperasikan 5 unit linac energi 10 MV, 1 RS akan mengoperasikan 2 unit linac energi 6 MV, 1 RS akan mengoperasikan 1 unit Brakhiterapi Ir-192,'' paparnya lagi.

''Kami berharap pertemuan ini dapat tercapai kesepahaman dalam hal proteksi radiasi terhadap neutron untuk Linac 10 MV ke atas,'' harap Jazi. (OL-4)


(AT)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya