Cegah Kecurangan UN Awasi Lembaga Bimbel

Syarief Oebaidillah
07/4/2017 08:50
Cegah Kecurangan UN Awasi Lembaga Bimbel
(ANTARA/Lucky R)

SANKSI tegas terhadap pelaku kecurangan dalam penyelenggaraan ujian nasional (UN) sebaiknya tidak hanya dijatuhkan kepada guru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga diminta mengawasi lembaga bimbingan belajar (bimbel) yang diduga berperan membocorkan soal.

"Siapa pun yang melakukan kecurangan dalam UN sepatutnya mendapat baik peringatan maupun hukuman. Mendikbud memutuskan hukuman memecat (guru). Pantas-pantas saja diberlakukan. Namun, persoalannya yang membocorkan baik soal maupun jawaban tidak selalu guru. Ada lembaga bimbel yang secara tidak terstruktur juga berpotensi melakukan hal tersebut dan masyarakat luas yang mungkin memiliki akses untuk membocorkan baik soal maupun jawaban," kata pemerhati pendidikan Itje Khodijah kepada Media Indonesia, kemarin (Kamis, 6/4).

Pelatih guru nasional itu mengatakan ada lembaga bimbel yang secara jujur membimbing dan ada yang memiliki tujuan lain. Namun, saat ditanya data lembaga bimbel yang berpeluang mencurangi UN, Itje mengatakan hal itu bisa ditanyakan kepada Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).

Menurutnya, penyelenggaraan UN mempunyai kelemahan yang akan terus mendorong terjadinya kecurangan. Karena proses pembelajaran diukur di akhir melalui <>high stake testing seperti UN, peluang terjadinya upaya 'mencari gampang' akan tinggi.

"Jadi, sanksi pemecatan (guru) itu sebatas menghukum personal. Tetapi, kerusakan yang disebabkan UN bukan hanya berupa anak diberi akses soal atau kunci jawaban. Kita sering mendengar ungkapan belajar tiga tahun, kok, diukur tes tiga sampai empat hari saja," dosen Universitas Muhammadiyah Prof Dr HAMKA (UHAMKA) Jakarta itu menambahkan.

Ia mengatakan keberhasilan proses belajar selayaknya diukur melalui assessment yang dilakukan guru yang mengajar, sesuai dengan tujuan belajar.

Dengan demikian, ujar Itje, bisa dipastikan baik guru maupun siswa dapat menemukan tingkat keberhasilan pembelajaran. Jika ada tujuan yang belum tercapai, itu bisa segera ditemukan sebelum akhir masa belajar.

Melalui assessment pula, tambahnya, guru akan mendapatkan gambaran apakah kekurangan ada pada siswa atau mereka. Seandainya hampir semua anak mendapatkan nilai rendah, dapat dipastikan ada yang kurang dari sisi guru.

Listrik padam
Hari terakhir ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kemarin, diwarnai insiden padamnya listrik di SMK Negeri 1 Sulsel.

Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo membenarkan peristiwa yang terjadi di sekolah yang terletak di Jalan Landak Baru, Makassar, itu.

"Listrik padam kurang dari 5 menit saat ujian berlangsung. Tapi insiden tersebut tidak mengganggu jalannya ujian sebab semua bisa berjalan normal saat listrik kembali menyala. Termasuk akses login ke server pusat. Listrik padam karena panel pembatasnya jatuh. Ujian cuma sempat tertunda beberapa saat," ujarnya.

Insiden juga terjadi saat berlangsung UNBK SMK di sejumlah daerah di Sumatra Selatan. Berdasarkan data, gangguan terjadi akibat terputusnya jaringan internet di 21 SMK yang ada pada 7 kabupaten/kota.(Tim/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya