Curangi UN Bisa Dipidana

Richaldo Y Hariandja
03/4/2017 08:58
Curangi UN Bisa Dipidana
(ANTARA/Lucky R)

MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyerukan agar para peserta ujian nasional (UN) mengutamakan kejujuran Ia menegaskan tidak ada toleransi bagi sekolah yang melakukan kecurangan dengan memberikan bocoran soal kepada siswa.

"Kalau yang sekarang pasti kena sanksi. Kalau ada bukti cukup, kita proses. Di samping pelanggaran disiplin, akan kami pidanakan perkara kriminal," kata Muhadjir di Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin, terkait dengan pelaksanaan UN untuk sekolah menengah kejuruan (SMK) yang digelar mulai hari ini.

Dia menjelaskan soal-soal UN merupakan dokumen rahasia negara yang apabila diketahui bocor bisa diproses hukum pidana. "Hari Senin besok (hari ini) dimulai penyelenggaraan UN untuk jenjang SMK. Saya imbau sekolah jauhkan praktik kecurangan dan utamakan kejujuran dalam penyelenggaraannya," imbuhnya.

Muhadjir mengajak para guru untuk memberikan contoh yang baik dengan tidak memberikan contekan dalam bentuk apa pun. Para guru hendaknya membiarkan murid-murid berjuang dalam UN dengan kemampuan mereka sendiri.

Jika nantinya ada murid yang gagal dalam ujian, lanjut dia, biarkan hal itu menjadi pelajaran bagi anak didik bahwa bekerja keras merupakan kunci dalam meraih kesuksesan.

"Kalau gagal, biar dia berpikir bahwa tidak ada pilihan lain selain bekerja lebih keras, tidak ada yang menolong dan harus bisa mengerjakan sendiri," kata Muhadjir.

Ia berharap penyelenggaraan UN tahun ini dapat lebih baik dari sebelumnya. "Marilah kita bangun Indonesia menjadi lebih bersih, jauh dari praktik kecurangan," ajak Muhadjir.

UN tingkat SMK dilaksanakan mulai hari ini hingga Kamis (6/4). Adapun untuk tingkat SMA, UN dilaksanakan pekan depan, pada Senin (10/4) sampai Kamis (13/4).

Muhadjir dijadwalkan meninjau persiapan dan pelaksanaan UN SMK di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Utara. Penyelenggaraan UN di Kabupaten Wakatobi seratus persen masih berbasis kertas dan pensil (UNKP).

Pasokan listrik
Terkait dengan pelaksanaan UN berbasis komputer (UNBK), sejumlah sekolah meminta PLN untuk tidak melakukan pema-daman listrik sepanjang berlangsungnya UN karena pengerjaan UNBK dilakukan dengan komputer.

"Para siswa sudah siap untuk mengikuti UNBK. Sekolah juga siap menyelenggarakan UNBK. Kami berharap PLN menjamin tidak ada pemadaman saat berlangsungnya UNBK," ujar Kepala SMK Negeri 1 Purwokerto, Jawa Tengah, Asep Saeful Anwar, kemarin.

Di Kalimantan Timur, panitia penyelenggara menyatakan UN siap digelar. Disebutkan, kendala yang mungkin dihadapi ialah jaringan internet yang rawan down serta masalah pasokan listrik.

"Tapi PLN telah berkomitmen menjaga pasokan selama ujian berlangsung," ujar Sekretaris UN Kaltim, Simon Tarigan, kemarin.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud, Nizam, menegaskan persiapan UNBK melibatkan pakar informasi teknologi untuk mencegah peretasan dan juga melibatkan PLN untuk menjamin pasokan listrik.

"Kami sudah siapkan skenario (antisipasi) apabila ada gangguan server maupun listrik. Kami pastikan bahwa kami sudah bekerja sama dengan PLN, dukungan mereka sangat baik. Ada juga help desk untuk membantu jika ada gangguan," ujarnya, kemarin.(LD/DG/SY/RF/Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya